Biografi Singkat Sapardi Djoko Damono

Sapardi Djoko Damono salah satu pujangga terkemuka yang mengharumkan nama bangsa melalui karya literasi. Selain itu, ia juga dikena sebagai dosen, pengamat sastra, kritikus sastra, dan pakar sastra. Karyanya bukan hanya terbatas pada puisi, namun juga pada karya-karya lain baik fiksi maupun non fiksi.

biografi sapardi djoko damono
Designed by using canva

A. Siapa Sapardi Djoko Damono?

Sapardi Djoko Damono lahir di Solo, tepatnya Ngadijayan, Jawa Tengah pada 20 Maret 1940. Sapardi merupakan putra sulung. Ayahnya bernama Sadyoko, dan ibunya bernama Saparian.

Sapardi menikah dengan seorang wanita yang dikenal sebagai Wardiningsih. Ia dan istrinya dikaruniai dua orang anak, yaitu Rasti Sunyandani (perempuan) dan Rizki Henriko laki-laki).

B. Pendidikan Sapardi Djoko Damono

Sapardi mengenyam pendidikan dasar di sekolah rakyat Kraton Kasatriyan. Sebuah sekolah yang ada di kota kelahirannya, Surakarta, Solo. Kemudian ia melanjutkan belajar pada tingkat menengah pertama di SMP Negeri 2 Solo. Selepas itu, dia melanjutkan ke jenjang sekolah menengah atas di SMA 2 Solo. 


Setelah menyelesaikan pendidikan di sekolah menengah atas, Ia melanjutkan kuliah di Universitas Gajah Mada. Mengambil Jurusan sastra Inggris pada Fakultas Sastra dan Kebudayaan. Penyair ini juga pernah kuliah di Universitas Hawaii, Honolulu, AS, dan juga menulis buku ilmiah, satu di antaranya Sosiologi Sastra, Sebuah Pengantar Ringkas (1978).

C. Kehidupan Sapardi Djoko Damono

1. Sapardi dan Dunia Sastra

Sapardi Djoko Dawono yang akrab dipanggi SDD adalah sosok yang mencintai dan menyukai membaca sejak usia dini. Di usianya yang masih sangat muda sekali, ia sudah sering berkunjung ke perpustakaan yang ada di sekitarnya. Selain itu ia juga suka mengunjungi beberapa persewaan buku yang terdapat di kotanya. 


Di sanallah ia  kemudian mengenal karya-karya sastra seperti karya Karl May, Sutomo Djauhar Arifin, William Saroyan. Pramoedya Ananta Toer, Mochtar Lubis, dan dan berbagai jenis komik seperti yang diciptakan oleh R.A. Kosasih. Ia, bersama adik satu-satunya, bahkan pernah mengusahakan persewaan komik bagi anak-anak di kampungnya

Sapardi sudah mulai menulis puisi sejak di bangku SMA. Karyanya dimuat pertama kali oleh sebuah surat kabar di Semarang. Kemudian diikuti dengan karya-karya sastra lainnya seperti puisi-puisi. Karya-karyanya diterbitkan di berbagai media seperti majalah sastra, majalah budaya dan dalam buku-buku sastra.

Karya-karyanya mendapatkan tempat tersendiri di hati para pembaca. Bahkan salah satu karya besarnya yang merupakan kumpulan sajak dengan judul Perahu Kertas memperoleh penghargaan dari Dewan Kesenian Jakarta. 


Karya lainnya adalah kumpulan sajak Sihir Hujan, yang memperoleh Anugerah Puisi Poetra Malaysia. Sebuah karya yang sangat bermakna karena karya ini kabarnya ditulis saat Sapardi sedang sakit. Selain itu ia pernah memperoleh penghargaan SEA Write pada 1986 di Bangkok, Thailand.

Karya-karya terjemahan seperti Puisi Brasilia Modern, Puisi Cina Klasik dan Puisi Parsi Klasik merupakan contoh karya yang ditulis dalam bahasa Inggris. Selain itu dia juga menerjemahkan karya asing seperti karya Hemmingway The Old Man and the Sea, Daisy Manis (Henry James), semuanya pada 1970-an dan sekitar 20 naskah drama seperti Syakuntala karya Kalidasa, Murder in Cathedral karya TS Elliot, dan Morning Become Electra trilogi karya Eugene O neil.

Sajak-sajaknya telah diterjemahkan ke dalam berbagai Bahasa seperti bahasa Arab, Hindi, Cina, Jepang, Belanda, Prancis, Inggris, Jerman, Bali, dan Jawa. Sejumlah sajaknya diterbitkan dalam bahasa Inggris, berjudul Suddenly the Night. Sapardi yang sudah biasa menulis puisi bahkan juga diundang ke berbagai daerah di Eropa, Asia, dan Australia untuk membaca puisi.

2. Sapardi dan Dunia Akademik

Dalam dunia akademik, Sapardi bekerja sebagai dosen tetap. Ia juga menjabat sebagai Ketua Jurusan Bahasa Inggris, IKIP Malang Cabang Madiun, tahun 1964—1968.

Ia diangkat sebagai dosen tetap di Fakultas Sastra-Budaya, Universitas Diponegoro, Semarang, tahun 1968—1973. Sejak tahun 1974 bekerja sebagai dosen tetap di Fakultas Sastra, Universitas Indonesia, Jurusan Sastra Indonesia.

Pada tahun 1979—1982, Ia menjabat sebagai Pembantu Dekan III, Fakultas Sastra, Universitas Indonesia. Kemudian diangkat sebagai Pembantu Dekan I pada tahun 1982—1996. Ia kemdian menjabat sebagai Dekan pada 1996—1999 di fakultas sastra dan universitas Indonesia.

Tahun 2005 dia memasuki masa pensiun sebagai guru besar di Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Indonesia. Namun demikian dia masih diberi tugas sebagai promotor konsultan dan penguji di beberapa perguruan tinggi, termasuk menjadi konsultan Badan Bahasa.

D. Sapardi Djoko Damono Wafat

Sosok penyair dengan karya-karyanya yang menginspirasi ini meninggal dunia pada usia 80 tahu,tepatnya pada 19 Juli 2020 di Banten, Tangerang Selatan. Ia meninggal dunia akibat sakit di deritanya.

Inilah biografi sosok sastrawan, penyair, yang banyak meberikan kotribusi dalam dunia literasi. Selain itu Sapardi Djoko Damono juga mengharumkan nama bangsa dengan karya-karyanya yang diakui banyak orang. Tidak hanya di Indonesai namun juga dari berbagai negara.



Post Comment

You May Have Missed