Sekolah online sudah cukup lama berjalan. Tahun ajaran baru juga di awali dengan belajar secara online. Apakah anak-anak masih bersemangat belajar? Kalau mereka tidak semangat adakah cara menumbuhkan semangat belajar anak?
|
Design by using canva |
Kehidupan ini adalah question and answer, masalahnya adalah kita lebih sering bertanya jawaban dari pada bertanya tentang pertanyaan apa yang harus ditanyakan pada diri. Saat mendampingi anak seringkali kita orang tua fokus pada apa jawabannya, bukan fokus pada apa masalah yang dihadapi anak.
Ujung-ujungnya, saat anak sudah mendapatkan jawaban dengan bantuan orang tua, semangat anak masih kurang. Bahkan mungkin, mungkin ya, anak akan menggantungkan pada orang tua yang dianggap serba bisa. Membantu mencarikan jawaban atas suatu pertanyaan tidak bisa terus menerus dilakukan oleh orang tua. Mengapa? Alih-alih mau menumbuhkan semangat belajar atau disiplin belajar pada anak, yang ada malah anak menjadi tergantung pada orang tua.
Jadi jangan heran ketika kemudian anak tidak bisa melakukan recall terhadap apa yang sudah dipelajari sebelumnya. Mengapa? Karena mereka mendapatkan jawaban bukan dari hasil mereka berpikir. Mereka tidak punya kenangan bagaimana dia mendapatkan atau menemukan jawaban yang kemudian akan memotivasi mereka.
Anak akan berpikir, kemarin saya bisa menemukan jawabannya meskipun lama. Sekarang pasti bisa menemukan juga. Itulah yang ada dibenak mereka.
Lantas bagaimana cara menumbuhkan semangat belajar anak? Apa yang perlu dilakukan orang tua? Ini dia cara menumbuhkan semangat belajar anak.
1. Berikan dan munculkan motivasi
Motivasi bisa memberikan sumbangsih dalam membangun semangat belajar anak. Hal ini dikarenakan motivasi pada setiap diri selalu naik turun, tak terkecuali dengan anak-anak.
Ada kalanya motivasi internal atau dari dalam diri sudah cukup, namun ada kalanya motivasi dari dalam diri menurun. Untuk itu, diperlukan motivasi dari eksternal atau dari luar. Motivasi dari eksternal bisa didapat dari guru, teman, atau orang tua.
Motivasi bagi anak dapat orang tua berikan dalam berbagai macam bentuk misal dengan memberikan pujian atas keberhasilan anak. Memberikan apresiasi karena anak bisa menyelesaikan tugasnya juga bisa menjadi penguat bagi anak. Bagaimana jika orang tua tidak mau memberikan pujian pada anak atau tidak pernah memberikan apresiasi kepada anak? Tentunya lama-lama anak juga akan cuek, menjawab sekenanya, bahkan patah semangat.
Kenapa orang tua tidak mau memberikan pujian atau apresiasi? Bisa jadi orang tua tidak mau memberikan apresiasi karena memandang apa yang dilakukan anak dari sudut pandangnya sebagai orang tua yang sudah lebih dahulu belajar. Merasa sudah lebih dahulu mengetahui dan memahami, sehingga menganggap apa yang dilakukan anak adalah hal remeh yang tak perlu ditanggapi. Bisa juga karena orang tua melihat apa yang dilakukan anak adalah hal sepele. Sehingga merasa hal itu tidak perlu diberikan apresiasi.
Sebaliknya jika orang tua memposisikan diri pada posisi anak-anak, berada dalam cara pikir seorang anak, akan mendapati setiap yang dilakukan anak adalah sebuah keberhasilan yang layak di apresiasi.
Sekali-sekali orang tua bisa memberikan kejutan kepada anak berkaitan dengan belajarnya. Katakan kepada anak kalau dia begitu berharga bagi orang tua.
Pemberian pujian, atau apresiasi kepada anak akan memberikan motivasi yang tentunya akan menumbuhkan semangat belajar pada anak.
2. Berikan perhatian kepada anak.
Perhatian yang diberikan orang tua kepada anak akan memberikan kesan tersendiri. Anak akan merasa kalau dia dihargai.
Kepedulian orang tua akan menjadikan anak merasa istimewa. Bisa jadi suatu waktu anak mendatangi orang tua dan bercerita tentang banyak hal, maka sebagai orang tua, tugas yang dilakukan adalah memperhatikan dan menyimak setiap yang disampaikan oleh anak.
Bisa jadi anak menyampaikan kesulitan yang ditemuinya saat belajar. Hal ini kemudian bisa orang tua jadikan sebagai bahan diskusi dengan suami/istri untuk menemukan solusi bagi anak agar bisa kembali bersemangat dalam belajar.
3. Tanggapi dengan antusias
Saat anak sedang belajar, dan menyampaikan sesuatu dari apa yang dipelajarinya, tanggapilah dengan serius. Dengarkan apapun yang dikatakannya. Jangan memotong pembicaraan anak, karena itu akan membuat anak merasa tidak diberikan kesempatan. Sama seperti halnya orang dewasa, anak juga tidak senang apabila pembicaraannya diputuskan begitu saja.
4. Luangkan waktu untuk anak
Sebagai orang tua yang memang memiliki banyak kesibukan, harus meluangkan waktu untuk anak-anak. Jangan sampai kesibukan membuat orang tua tidak memiliki waktu luang untuk membersamai anak.
Sebaiknya orang tua menyediakan waktu khusus untuk bersama anak-anak. Mengisinya dengan berbagai macam aktivitas yang menyenangkan bersama anak-anak. Kita bisa mengajaknya bermain bersama. Mengajaknya berbelanja kebutuhan rumah tangga, atau sekedar jalan-jalan ke taman.
Bergabunglah dengan aktivitas yang dilakukan anak. Misal anak lagi menggambar, kita bisa ikutan bergabung dengan anak. Ini bisa menjadi media penyemangat bagi anak. Menjadi media komunikas antara orang tua dengan anak. Orang tua juga bisa memasukkan nilai-nilai pendidikan di dalamnya.
Waktu yang diluangkan oleh orang tua untuk membersamai anak akan menjadikan anak merasa diperhatikan. Menjadikan mereka merasakan kehadiran orang tua dalam kehidupannya.
Jika tidak bisa sehari penuh bagaimana? Setidaknya sebagai orang tua selalu memiliki waktu luang untuk bisa membangun komunikasi dan interaksi bersama anak-anak meskipun hanya beberapa menit.
5. Munculkan rasa ingin tahu
Memunculkan rasa ingin tahu anak, bisakah dilakukan orang tua? Jawabannya tentu bisa, karena orang tua sudah lebih dahulu mengalami banyak hal. Namun, yang menjadi permasalahan adalah bagaimana memunculkan rasa ingin tahu anak?
Salah satu cara yang dapat orang tua terapkan adalah dengan menyediakan waktu khusus untuk membaca bersama anak. Suatu ketika saat mencoba memulai membacakan buku untuk anak pertama saya. Ternyata saat membacakan buku untuk anak, banyak sekali pertanyaan yang muncul dari benaknya sehubungan dengan apa yang dibacakan. Hal ini muncul karena dunia anak adalah dunia imaginasi. Bagaimanapun juga anak akan mencari tahu agar dapat menghubungkannya dengan kehidupan nyata.
Nah, itu dia ulasan mengenai 5 cara menumbuhkan semangat belajar anak. Semoga menjadi penyemangat bagi orang tua dalam mendampingi anak belajar utamanya anak belajar secara daring di mana peran orang tua sangat dibutuhkan.
0 comments