5 Hal Orang Tua Perlu Waspada dari Generasi Alpha
Generasi alpha adalah salah satu jenis generasi yang ada di sekitar kita. Generasi ini memiliki beberapa karalteristik. Disamping karakteristik generasi alpha, orang tua juga perlu mengetahui lima hal yang membuat orang tua perlu waspada dari generasi alpha. Sebelum membahas lebih dalam kita ulas kembali jenis-jenis generasi yang ada di sekitar kita.
A. Orang Tua Lintas Generasi
Orang tua dari generasi baby boomers, bisa jadi masih ada yang memiliki anak merupakan generasi alpha, namun jumlahnya tentu sangat sedikit. Seperti yang ada di Meksiko pada 2017 silam. Wanita berusia 58 tahun melahirkan bayi kembar.
Bagaimana dengan generasi berikutnya? Generasi berikutnya yaitu generasi X, Y, Z juga merupaka generasi yang masih terlibat aktif dalam pengasuhan, dan pendidikan anak secara langsung. Meskipun mungkin jumlah pada generasi X tidak sebanyak pada orang tua yang berasa pada generas Y dan Z.
Perjalanan ini tentunya merupakan perjalanan hidup sebagai ornag tua yang tidak hanya menemani, mengasuh anak seperti bagaimana orang tua kita mengasuh kita. Seperti kita ketahui, kita mengasuh dan merawat anak dari generasi alpha. Sehingga ada hal yang dipahami, diketahui, dan diwaspadai pada generasi alpha.
Kita tahu generasi alpha adalah generasi yang berada pada situasi serba instan. Generasi di mana segala informasi dapat didapatkan dengan cepat. Merekapun sejak kecil sudah akrab dengan teknologi seperti smartphone, internet, dan lain sebagainya.
Setiap hari kita tahu, bahkan mengalami sendiri bagaimana keseharian anak-anak yang lahir pada era 2010 hingga saat ini. Mereka akrab dengan teknologi. Terlebih saat pandemi ketika semua kembali ke rumah. Work from Office menjadi work form home, pun dengan belajar dari luring menjadi daring.
Kondisi ini semakin melekatkan anak pada teknologi. Orang tua sibuk bekerja secara online, pun dengan anak sibuk online dengan gadgetnya. Masing-masing sibuk menyelesaikan tugasnya, hingga mungkin kita sebagai orang tua lupa untuk mengontrol anak dari gadget.
Belum lagi, generasi orang tua generasi millenial yang memilih tidak ribet alias ruwet dalam mendidik anak. Ada beberapa alasan orang tua menyodorkan gadget pada anak, diantaranya gadget menjadi senjata andalan bagi mereka untuk menenangkan anak. Orang tua senang anak bisa diam. Orang tua tersenyum melihat anaknya bahagia. Tertawa sendiri dengan gadget atau tontonannya. Padahal dikemudian hari dampak yang ditimbulkan tidaklah baik seutuhnya.
B. Gara-Gara Gawai Bisa Kena Mental
Mungkin ini bisa manjadi salah satu alasan juga kenapa perlu mewaspadai hal-hal di atas agar tidak terjadi pada generasi alpha. Mereka harus dijaga agar juga bisa memiliki kekuatan baik secara fisik maupun mental.
Saat menulis tentang lima hal yang perlu diwaspadai dari generasi alpha ini saya jadi teringat salah satu artikel berjudul Nomophobia: Gara-Gara Gawai, Bisa Kena Mental!. Ini artikel yang recommended banget dengan kondisi saat ini. Sangat cocok diketahui, dipahami, dan dimengerti oleh orang tua kenapa anak perlu dijaga dari gadget karena berhubungan dengan kenapa orang tua perlu waspadai 5 hal pada generasi alpha.
Dokter Taufiqur Rahman, seorang Dokter Spesialis Anak dalam lamannya memaparkan tanda-tanda nomophobia (Nomobile Phone Phobia) yaitu:
- Cemas saat baterai gawai habis, di luar jaringan, atau kehabisan pulsa atau paket data.
- Tidak nyaman saat pergi tidak membawa gawai.
- Tidak nyaman ketika tidak bisa mengakses ponsel.
- Berkali-kali mengecek ponselnya saat mengobrol dengan orang lain
- Sering mengecek ponsel sekedar untuk melihat sesuatu yang update di media sosial.
C. 5 Hal Orang Tua Perlu Waspada dari Generasi Alpha
Sebagai orang tua yang menemani keseharian anak dan tidak lepas dari teknologi, kita perlu memahami beberapa hal yang bisa terjadi pada generasi alpha. Setidaknya ada 5 hal yang orang tua perlu waspada dari generasi alpha, yaitu
1. Rentang atensi dan konsentrasi anak
Hal ini perlu diperhatikan karena pada generasi alpha rentang atensi dan konsentrasi mereka semakin pendek jika dibandingkan dengan generasi kita. Ini terjadi karena anak terbiasa melakukan scanning informasi pada internet secara cepat.
Begitu banyaknya informasi, membuat mereka tidak mau menyusuri informasi secara lebih dalam. Hal inilah kemudian yang berdampak pada fokus dan konsentrasi mereka yang kemungkinan semakin pendek.
2. Daya juang rendah
Daya juang rendah ini berhubungan juga dengan salah satu karekteristik generasi alpha, yaitu lengkapnya fasilitas, sehingga mereka cukup mengakses internet untuk mencari solusi. Artinya, generasi alpha lebih banyak menjalani atau berjuang dengan sesuatu yang instan.
3. Waktu untuk bersosialisasi dengan orang lain berkurang
Salah satu dari enam karakteristik generasi alpha adalah komunikasi verbal yang kurang. Ini disebabkan karena kurangnya mereka bersosialisasi dengan lingkungan sekitar. Begitu asiknya dengan gadget atau dengan dunia teknologi, menjadi salah satu penyebabnya.
Mereka lebih nyaman berinteraksi dengan teknologinya, dari pada berinteraksi dengan orang di sekitarnya. Untuk itu sebagai orang tua harus peka dan harus memahami hal ini, agar anak kita yang merupakan generasi alpha tetap memiliki kemampuan bersosialsiasi yang baik.
4. Kreativitas dan imajinasi kurang berkembang
Hal ini terjadi karena semua hal yang ingin diketahui sudah tersedia semua. Mereka tidak tergerak untuk berusaha mencari sendiri solusi dari permasalahan. Cukup mengakses internet, mencari informasi yang diinginkan, mendapatkan jawaban, tanpa perlu berpikir.
5. Kemampuan untuk mencapai kebahagiaan berkurang
Perkembangan teknologi dan sosial media yang begitu banyak seperti instagram, tiktok, twitter, dll menjadi tantangan bagi orang tua. Anak-anak bisa melihat apa yang orang lain tampilkan. Saat si anak tidak bisa menampilkan seperti apa yang ditampilkan, maka anak cenderung akan merasa cemas. Kecemasan ini akan menjadi hal umum. Saat remaja atau dewasa, anak akan lebih mudah pustus asa dan depresi.
0 comments