Kampung Lali Gadget Bukti Kegigihan Irfandi Kurangi Dampak Gadget
Kutipan ini bukan sekedar kutipan. Ada makna yang bisa ditangkap semua orang. Ada pesan bagi banyak orang di negeri ini khususnya orang tua.
Santai tapi penuh kepastian. Tenang namun penuh dengan kepastian. Itulah yang tergambar pada sosok berperawakan besar dan tinggi ini. Gagah dan bersahaja berbuat dengan penuh keikhlasan.
Siapa menyangka akan ada pemuda yang memiliki pemikiran seperti Irfandi. Pemuda asal Pagerngumbuk, Kecamatan Wonoayu, Sidoarjo, Jawa Timur ini di tengah banyak pemuda yang berpikir untuk kemajuan teknologi, dia justru memikirkan hal yang berbeda. Dia tidak anti dengan teknologi, namun berusaha agar teknologi tidak sepenuhnya mengubah pola hidup masyarakat khususnya anak-anak.
https://iniklg.com/ |
Suatu hari pemilik nama lengkap Achmad Irfandi mulai resah dengan semakin berkurangnya permainan tradisional atau bahkan hilang dari kehidupan masyarakat. Diperparah lagi keberadaan gadget semakin menguasai setiap waktu anak-anak dan jumlahnya tidak sedikit.
“Anak-anak sekarang lebih suka main gadget. Kita tidak boleh menyalahkan anak-anak karena mereka main itu. Karena tidak ada yang mengenalkan, tidak ada yang mengajak. Ya ini kesalahan kita bersama ya untuk suatu keresahan yang harus kita sikapi sama-sama untuk kita bagkitkan lagi permain tradisional ini” ujar lelaki tampan dengan pakaian hitam dan penutup kepala khas Jawa Timur.
Sehingga pada 2018 silam di usia menjelang 25 tahun, dia mengumpulkan anak-anak muda melalui instagram yang dimiliki. Mengajak mereka ikut serta membangun desa dan Kabupaten tercintanya, Sidoarjo dengan membentuk Wonoayu Kreatif dengan Kampung Lali Gadget. April 2018 adalah titik awal untuk perubahan besar.
Semua Riang Gembira
Pagi itu sekelompok anak beramai-ramai mendatangi Kampung Lali Gadget yang digagas oleh Achmad Irfandi. Seriang mentari pagi yang muncul dari balik dedaunan berlari mendekati mereka. Seakan ikut bergembira akan apa yang dilakukan oleh Irfandi untuk anak-anak. Ikut menyaksikan kegembiraan dan kebahagiaan yang tersirat dari wajah tanpa dosa anak-anak.
Irfandi menyapa anak-anak dengan dengan penuh semangat. Selepas meneriakkan yel-yel mereka melanjutkan aktivitas untuk bermain bersama di Kampung Lali Gadget (KLG).
Ada hal unik yang dilakukan anak-anak sebelum mengikuti kegiatan yang menarik di Wonoayu Kreatif ini. Saat tiba di basecamp Kampung Lali Gadget mereka satu persatu menempelkan kertas di belakang gawai yang mereka bawa. Membubuhkan nama masing-masing dan secara bergilir menempatkannya pada tampah bambu. Kemudian disimpan oleh pendamping dan akan dikembalikan saat kegiatan sudah selesai.
Sukarela Lepas Gadget
Pemandangan indah disajikan setiap mengunjungi tempat nan tenang di antara pohon bambu dan pohon rindang lainnya. Tidak ada gedung menjulang tinggi, yang ada pepohonan yang berusaha menggapai langit. Tidak ada AC karena alam pun ikut bernyanyi dan berlari bersama. Tidak ada gadget saat permainan tradisional menarik hati mereka, anak-anak yang dalam kesehariannya tidak lepas dari interaksi dengan gadget.
Sukarela lepas gadget. Itulah yang terjadi pada semua orang yang datang ke tempat ini. Seakan sudah menjadi bagian dari keseharian mereka. Tanpa membutuhkan tenaga ekstra, dengan sukarela mereka menitipkan gadget pada pengelola.
Mereka berlari ke tanah lapang bersama yang lain. Berlari bukan menangis, tapi riang dan gembira pasalnya mereka akan melakukan kegiatan yang tidak kalah seru dari permainan di gadget.
https://iniklg.com/ |
Dolanan Tradisional Lebih Menarik dari Gadget
Dolanan merupakan kata yang berasal dari Bahasa Jawa yang berarti permainan. Permainan tradisional yang hampir punah tergerus oleh teknologi terbukti bisa menggantikan gadget di hati anak-anak. Seperti yang biasa dilihat di Kampung Lali Gadget.
Di kampung ini anak-anak tidak lagi disibukkan dengan jarinya berselancar di dunia maya. Tidak lagi sibuk dengan aneka permainan yang ada dalam gawai pintar. Mereka kembali ke dunia nyata. Menikmati kembali permainan tradisional yang tidak kalah seru.
Tidak hanya seru bagi anak-anak, kembalinya permainan tradisional ini akan menjadi penguat keberadaan budaya lokal yang bisa menjadi nilai lebih bagi daerah. Menjadi daya tarik bagi daerah lain dan bagi banyak orang.
Berbagai aktivitas dikemas apik di KLG. Semangat literasi menjadi poin utamanya yang dikemas dalam bentuk edukasi baik budaya, kearifan lokal, edukasi satwa, olahraga, dan permainan tradisional.
“Hompimpah alaihom gambreng”
Di sini anak-anak akan melakukan kegiatan yang jarang atau bahkan tidak pernah dilakukan di perkotaan seperti mainan lumpur, Air, Batu, dan Lari-larian yang begitu lekat dengan kehidupan tradisional di pedesaan zaman dahulu.
Saat berkunjung ke sini setiap pengunjung akan mendapatkan pengalaman berharga, baik sebagai anak maupun sebagai orang tua. Kebersamaan antara orang tua dan anak menjadi salah satu yang juga diperhatikan. Bersama keluarga bisa merasakan bagaimana serunya menanam padi.
Berbagai event ada di sini seperti event pasca panen, pengenalan budaya seperti wayang yang dikemas dengan edukasi wayang gamelan, mewarnai wayang. Di sini juga ada edukasi ternak dan satwa, lompat tali, terompet daun, tangkap bebek, patil lele, titian tali, gasing, gobak sodor, telepon kaleng, dolanan gedebog.
Tidak hanya itu, Irfandi bersama timnya juga berusaha melakukan penguatan bagi orang tua dengan melakukan edukasi melalui kegiatan parenting. Melalui kegiatan ini diharapkan ada keselarasan antara orang tua dan anak. Sehingga usaha untuk mengurangi anak dari kecanduan gadget juga bisa didukung oleh orang tua di rumah.
Permainan tradisional di sini bukan sekedar permainan tradisional. Dalam setiap aktivitas KLG akan selalu menguatkan literasi kebangsaan dan penanaman nilai Pancasila pada anak-anak.
Energi Kolaborasi dan Pemberdayaan di Kampung Lali Gadget
Membangun suatu daerah tidak bisa dilakukan sendiri. Kolaborasi harus menjadi kunci. Pun dengan Kampung Lali Gadget. Untuk menjalankan setiap aktivitas Irfandi melibatkan pemuda dan masyarakat baik dari dalam desa maupun di luar desa.
Kolaborasi ini juga melahirkan pemberdayaan bagi mereka. Pemuda terberdayakan sebagai perencana, fasilitator, dan pendamping di KLG.
Keberadaan KLG secara bertahap juga ikut membangun geliat ekonomi di Wonoayu. Pengenalan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) desa, dan menyediakan tempat berjualan bagi warga merupakan salah satu upaya yang dilakukan.
Tidak hanya perorangan, KLG juga hadir untuk membangun desa dan mengembangkan potensi ekonomi yang berhubungan dengan kegiatan yang dilakukan KLG. Misalnya membuat Udeng Pacul, ikat kepala tradisional khas Sidoarjo, kerajinan permainan anak untuk kemudian dijual.
Kampung Lali Gadget juga melibatkan orang tua di sekitar lokasi untuk membuat ecobricks dari sampah plastik sehingga secara ekonomi juga memiliki nilai manfaat lebih. Bisa membangkitkan semangat bersama untuk bisa produktif.
Tantangan Membangun Kampung Lali Gadget
Untuk menjadi besar seperti sampai sekarang tidaklah mudah berbagai tantangan harus dihadapi oleh Irfandi dan teman-teman. Tahun 2018 harus berjuang meyakinkan masyarakat. berkunjung dari rumah ke rumah, memberikan pemahaman kepada masyarakat, mengenalkan apa itu Kampung Lali Gadget.
Tantangan lainnya adalah keterbatasan, namun keterbatasan ini bisa dihadapi dengan semangat kebersamaan dan gotong royong serta swadaya anggota dan masyarakat. Sehingga terbentuklah Kampung Lali Gadget yang dirasakan dampaknya oleh masyarakat.
Tersiar hingga Pulau Seberang
Cita-cita besar untuk membangun bangsa dengan kontribusi positif di masyarakat menjadikan Kampung Laly Gadget ini terdengar juga gaungnya hingga beberapa daerah di nusantara. Tidak jarang mereka dari luar daerah datang untuk menggali lebih dalam tentang KLG dan ikut merasakan pengalaman mengikuti berbagai kegiatan di KLG.
Setiap Hari adalah Hari Anak
Setiap kegiatan yang diselenggarakan oleh Kampung Lali Gadget ini selalu ramai oleh pengunjung. Melalui berbagai event, pada 2018 KLG berhasil mendatangkan lebih dari 400 anak untuk mengikuti kegiatan. Anak-anak di desa ini bisa mengikuti kegiatan secara gratis. Sedangkan yang berasal dari luar harus membayar Rp. 15.000,- atau sesuai dengan event yang diadakan.
Dalam setiap kegiatan besar, KLG selalu menyedot perhatian masyarakat. Setidaknya 150-200 anak hadir untuk mengikuti kegiatan. Mereka berasal dari berbagai daerah di Jawa Timur.
https://iniklg.com/ |
Pandemi Tak Menghalangi Kontribusi
Irfandi, pemuda kelahiran Sidoarjo pada 12 Mei 1993 ini terus berbuat untuk negeri. Berusaha mengamalkan ilmu yang didapatkannya selama menempuh S2 Pendidikan Bahasa & Sastra Indonesia Universitas Negeri Surabaya untuk bisa menjadi lebih bermanfaat.
Saat pandemi, KLG juga turut serta memberikan kontribusi melalui program Saling Sokong Gotong Royong. Ada Gotong royong sosial ekonomi dengan pemberdayaan warga terdampak ekonomi dalam pembuatan 6000 faceshield. Pemberian 50 paket sembako dan 20 paket biskuit, dan pembelian 900 botol bekas dari pemulung terdampak dan pemberdayaan warga untuk recycle botol.
Saling Sokong Gotong Royong berikutnya adalah Gotong Royong Kesehatan Sekitar. Berbagai kegiatan dilakukan mulai desinfeksi rumah-rumah warga di sekitar KLG, Pembagian 767 botol desinfektan secara gratis atau setara total 460 liter bagi warga Pagerngumbuk, edukasi bahaya Covid-19 dan pembagian 760 selebaran bagi warga dengan menggunakan pendekatan lokal yang dikemas dengan Bahasa Jawa.
Program lainnya adalah Peduli Medis. Dalam hal ini, KLG melakukan produksi faceshield dan mendistribusikannya secara ke seluruh Indonesia, serta program donasi masker N95.
Kampung Lali Gadget Layak Mendapat Apresiasi
Bagi Kampung Lali Gadget, setiap hari adalah hari anak. Irfandi berharap ke depan Indonesia menjadi ramah anak dan bijak gadget. Sehingga mereka menjadi generasi yang bisa memanfaatkan gadget sesuai dengan fungsinya dan tetap bisa bersosialisasi dengan masyarakat agar menguatkan nilai persatuan dan kesatuan bangsa ini.
Cita-cita besar dengan berbagai kegiatan yang dilakukan berhubungan dengan dunia pendidikan, kebudayaan, dan kearifan lokal sebagai solusi mengatasi kecanduan gadget menjadi alasan kenapa semua harus mengapresiasi.
Melihat perjuangan dan kontribusi nyata bagi masyarakat dan bangsa ini, tidaklah berlebihan ketika Kampung Lali Gadget bisa mengantarkan Irfandi sebagai sosok yang mendapatkan apresiasi dari Satu Indonesia Award Semangat Astra Terpadu pada tahun 2021.
Kampung lali Gadget bukti kegigihan Achmad Irfandi dan teman-temannya memberikan angin segar di tengah gempuran gadget. Anak-anak kini lebih akrab dengan alam sekitar. Berinteraksi dengan orang lain, mengasah kreativitas bersama, dan ikut mengenal dan menjaga lingkungan.
0 comments