Cara Menghitung Gaji Bersih Setelah Pajak Bagaimana?


Cara menghitung gaji bersih setelah pajak adalah bagian dari pengetahuan dan keterampilan yang harus dikuasai oleh seorang pegawai utamanya yang berhubungan dengan payroll. Jika sebagai pegawai menguasai keterampilan ini, maka akan memudahkan perusahaan dalam melakukan perhitungan gaji pegawai.


Cara menghitung gaji bersih setelah pajak

Cara menghitung gaji bersih setelah pajak erat kaitannya dengan pengetahuan tentang gaji dan pajak. Gaji adalah upah yang diperoleh pekerja setelah bekerja. Pajak disini adalah pajak penghasilan pasal 21 atau dikenal dengan PPh 21.

Agar semakin mudah melakukan perhitungan gaji bersih setelah pajak yang sangat erat kaitannya dengan Pajak penghasilan Pasal 21 atau dikenal dengan PPh 21. Maka anda perlu memahami apa itu pajak penghasilan pasal 21 dan juga apa itu gaji dan jenisnya.

Tujuannya adalah agar benar-benar memahami tentang Pajak Penghasilan Pasal 21 (PPh 21) sehingga menghindari kesalahpahaman antara pekerja dengan perusahaan. Utamanya berkaitan dengan siapa yang berhak melakukan pemotongan pajak dan bagaimana cara menghitung gaji bersih setelah pajak.

cara menghitung gaji bersih setelah pajak


Gaji

Pengertian Gaji

Untuk mengimplementasikan cara menghitung gaji bersih setelah pajak, mengetahui tentang PPh 21 saja belum cukup, karena karyawan juga perlu memahami tentang apa itu gaji dan apa saja jenisnya sehingga menghindari salah paham di kemudian hari.

Mengutip dari wikipedia, disebutkan bahwa pengertian gaji adalah suatu bentuk pembayaran secara berkala dari seorang majikan kepada karyawannya yang dinyatakan dalam suatu kontrak kerja.

Dalam bahasa sehari-hari orang lebih mengenal istilah gaji ini dengan upah atau bayaran. Biasanya akan diperoleh oleh pekerja saat menyelesaikan pekerjaan.

Waktu Pemberian gaji

Cara menghitung gaji bersih setelah pajak, erat kaitannya dengan waktu, sehingga perlu memahami juga tentang waktu pemberian gaji oleh perusahaan atau waktu penerimaan gaji oleh karyawan atau pegawai.

Penerimaan gaji oleh pekerja atau karyawan pada setiap jenis pekerjaan akan berbeda-beda. Hal ini menyesuaikan dengan peraturan yang berlaku di perusahaan.

Peraturan yang tertuang dalam kebijakan penggajian perusahaan biasanya akan diberikan perusahaan atau diterima oleh pekerja setiap satu bulan sekali. Apakah akan diberikan di akhir bulan, pertengahan, atau awal bulan, semua menyesuaikan pada kebijakan perusahaan.

Mengapa dalam menerapkan cara menghitung gaji bersih setelah pajak, perlu memahami tentang waktu pemberian gaji? Tujuannya adalah agar pada setiap waktu pemberian gaji pihak yang memiliki kewenangan memotong gaji bisa melakukan tugasnya dengan tepat waktu.

Dalam hal gaji seringkali mendapati ada istilah gaji kotor dan gaji bersih. Sebagian besar dari karyawan pasti sudah tahu perbedaan gaji kotor dan gaji bersih. Namun ada pula yang bingung dengan apa beda dari keduanya.


Perbedaan Gaji Kotor dan Gaji Bersih

Setelah membaca pengertian gaji, maka berikutnya yang perlu dipahami dalam hubungannya dengan cara menghitung gaji bersih setelah pajak, adalah memahami gaji kotor dan gaji bersih.

Agar lebih memahami perbedaan keduanya, dibawah ini disajikan perbedaan gaji kotor dan gaji bersih yang sering didapati di dunia usaha yaitu:

Gaji Kotor

Gaji kotor adalah gaji yang diterima oleh pekerja, karyawan, atau pegawai sesuai dengan apa yang harus diterima berdasarkan perjanjian kerja karyawan atau sesuai kesepakatan. Gaji kotor ini bersifat utuh. Belum ada potongan apapun di dalamnya.

Dalam artian lain, bisa menyebut gaji kotor sebagai gaji yang diterima oleh pekerja dari perusahaan sebelum dipotong kewajiban.

Dalam cara menghitung gaji bersih setelah pajak kita juga akan mendapati hasil perhitungan gaji kotor untuk kemudian dikurangi dengan PTKP.

Penjumlahan dari gaji pokok, dan tunjangan-tunjangan lain seperti tunjangan profesi atau jabatan, tunjangan konsumsi, tunjangan pendidikan anak, dan tunjangan lainnya inilah yang kemudian disebut sebagai gaji kotor bagi karyawan atau pekerja.


Gaji bersih

Gaji bersih merupakan gaji yang diberikan penyelenggara usaha, atau pemilik usaha kepada pekerja, pegawai, atau karyawan setelah menyelesaikan pekerjaan dan sudah dipotong kewajiban pegawai.

Perbedaan gaji kotor dan gaji bersih bisa dilihat pada penjelasan ini. Jika gaji kotor adalah penjumlahan dari semua komponen gaji tanpa ada potongan apapun, maka pada gaji bersih sebaliknya.

Cara menghitung gaji bersih setelah pajak adalah menghitung gaji yang merupakan penjumlahan dari semua komponen atau disebut gaji kotor, kemudian dikurangi dengan potongan lainnya seperti potongan koperasi, iuran, produktivitas ataupun kewajiban pajak.

Pajak Penghasilan Pasal 21 (PPh 21)

Pengertian Pajak Penghasilan Pasal 21 (PPh 21)

Sebelum membahasa tentang cara menghitung gaji bersih setelah pajak, ada baiknya kembali memahami tentang pajak. Pengertian Pajak Penghasilan Pasal 21 atau PPh Pasal 21 adalah pajak atas penghasilan berupa gaji, upah, honorarium, tunjangan dan pembayaran lain dengan nama dan dalam bentuk apa pun sehubungan dengan pekerjaan atau jabatan, jasa, dan kegiatan yang dilakukan oleh orang pribadi subjek pajak dalam negeri.

Pengertian ini dikutip dari Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor: PER-16/PJ/2016 , yang disebutkan pada BAB I Ketentuan umum tepatnya pada Pasal 1 nomor 2.

Pemotong Pajak Penghasilan Pasal 21

Dalam menerapkan cara menghitung gaji bersih setelah pajak, salah satu yang perlu dipahami adalah tentang pemotong pajak.

Dalam hal pemotongan Pajak Penghasilan Pasal 21, pemotong pajak Penghasilan 21 sudah diatur juga di dalam Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-16/PJ/2016. Pemotong pajak yang dimaksud adalah

1. Pemberi Kerja

Pemberi kerja ini terdiri dari orang pribadi, badan, atau cabang, perwakilan,unit yang berhubungan dengan penggajian.

2. Bendahara 

Bendahara baik pemerintah baik Pusat maupun Daerah.

3. Dana Pensiun atau badan lain

Dana Pensiun atau badan lain seperti Jaminan Sosial Tenaga Kerja (Jamsostek) dan badan-badan lainnya.

4. Orang pribadi 

Orang pribadi yang melakukan kegiatan usaha atau pekerjaan bebas serta badan yang membayar honorarium atau pembayaran lain kepada jasa tenaga ahli, orang pribadi dengan status subjek pajak luar negeri, peserta pendidikan, penelitian, dan magang.

5. Penyelenggara kegiatan

Penyelenggara kegiatan termasuk badan pemerintah, organisasi yang bersifat nasional dan internasional, perkumpulan, orang pribadi, serta lembaga lainnya yang menyelenggarakan kegiatan.

Panduan cara menghitung gaji bersih setelah pajak

Melakukan perhitungan pajak bukanlah perkara mudah. Oleh karena itu karenanya setiap wajib pajak wajib tahu bagaimana cara menghitung gaji bersih setelah pajak.

cara menghitung gaji bersih setelah pajak

Uraian cara menghitung gaji bersih setelah pajak

Secara umum perhitungan gaji bersih setelah pajak yang bisa dilakukan adalah dengan menghitung berapa gaji bruto (gaji kotor) yang diperoleh kemudian mengurangkan dengan PTKP (Penghasilan Tidak Kena Pajak). Adapun besarnya angka Penghasilan Tidak Kena Pajak dalam setahun adalah Rp. 54.000.000,00 (Lima puluh empat juta rupiah).

Selisih dari gaji kotor dengan PTKP kemudian dilakukan penghitungan pajak PPh 21. Maka hasilnya merupakan gaji kotor setelah pajak.

Agar menghasilkan gaji bersih setelah dipotong pajak, maka kemudian dilakukan dengan cara menghitung gaji bersih setelah pajak. Yaitu dengan mengurangi gaji kotor setelah dipotong pajak dengan potongan-potongan lainnya seperti iuran koperasi, ketertiban atau kedisiplinan, dan lainnya sesuai dengan kebijakan pada setiap perusahaan.

Hasil akhir dari pengurangan – pengurangan inilah kemudian disebut sebagai gaji bersih setelah pajak. Yaitu gaji bersih yang bisa dibawa pulang oleh karyawan atau pekerja ke rumah.

Contoh cara menghitung gaji bersih setelah pajak

Untuk memudahkan pembaca dalam melakukan perhitungan pajak penghasilan 21 maka dibawah ini disajikan contoh perhitungan pajak dilansir dari Lampiran Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor:PER-16/PJ/2016 tentang Pedoman Teknis Tata Cara Pemotongan, Penyetoran, dan Pelaporan PPh 21 dan/atau PPh 26. Pada contoh berikut disajikan cara pemotongan terhadap pegawai gaji tetap.

a. Pemotongan dengan Gaji Bulanan

Retto pada tahun 2016 bekerja pada perusahaan PT Jaya Abadi dengan memperoleh gaji sebulan Rp5.750.000,00 dan membayar iuran pensiun sebesar Rp200.000,00. Retto menikah tetapi belum mempunyai anak. Pada bulan Januari penghasilan Retto dari PT Jaya Abadi hanya dari gaji. Penghitungan PPh Pasal 21 bulan Januari adalah sebagai berikut:
Gaji                                                                  Rp    5.750.000,00
Pengurangan:
1. Biaya Jabatan: 

    5% X Rp 5.750.000,00        Rp 287.500,00
2. Iuran Pensiun                     Rp 200.000,00
                                                                       Rp      487.500,00
Penghasilan neto sebulan                                   Rp   5.262.500,00
Penghasilan neto setahun adalah 
    12 X Rp 5.262.500,00                                    Rp 63.150.000,00

PTKP setahun
– untuk Wajib Pajak sendiri     Rp 54.000.000,00
– tambahan karena menikah   Rp   4.500.000,00
                                                                       Rp 58.500.000,00
Penghasilan Kena Pajak Setahun                        Rp   4.650.000,00
PPh Pasal 21 Terutang 

    5% X Rp 4.650.000,00       Rp     232.500,00
PPh Pasal 21 bulan Januari
    Rp 232.500,00 : 12            Rp       19.375,00

Catatan:

  1. Biaya Jabatan adalah biaya untuk mendapatkan, menagih dan memelihara penghasilan yang dapat dikurangkan dari penghasilan setiap orang yang bekerja sebagai pegawai tetap tanpa memandang mempunyai jabatan ataupun tidak.
  2. Contoh tersebut berlaku apabila pegawai yang bersangkutan sudah memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP). Dalam hal pegawai yang bersangkutan belum memiliki NPWP, maka jumlah PPh Pasal 21 yang harus dipotong pada bulan Januari adalah sebesar 120% x Rp19.375,00= Rp23.250,00.
  3. Untuk contoh-contoh selanjutnya diasumsikan penerima penghasilan yang dipotong PPh Pasal 21 sudah memiliki NPWP, kecuali disebut lain dalam contoh tersebut.

b. Pemotongan dengan gaji mingguan

Oka Sagala, belum menikah, pada tahun 2016 bekerja sebagai pegawai tetap pada Perusahaan PT. Mahagoni Gemilang menerima gaji yang dibayar mingguan sebesar Rp2.000.000,00. Penghitungan PPh Pasal 21 minggu pertama bulan Agustus 2016 apabila dalam minggu tersebut hanya menerima penghasilan berupa gaji saja adalah :


Gaji (4 x Rp2.000.000,00)                                 Rp   8.000.000,00
Penghasilan bruto                                             Rp   8.000.000,00
Pengurangan:
Biaya Jabatan : 
    5% X Rp 8.000.000,00            Rp 400.000,00
                                                                       Rp      400.000,00
Penghasilan neto sebulan                                   Rp   7.600.000,00
Penghasilan neto setahun adalah 
    12 X Rp 7.600.000,00                                    Rp 91.200.000,00

PTKP setahun
– untuk Wajib Pajak sendiri     Rp 54.000.000,00
                                                                        Rp 54.000.000,00
Penghasilan Kena Pajak Setahun                         Rp 37.200.000,00
PPh Pasal 21 Terutang 

    5% X Rp 37.200.000,00       Rp 1.860.000,00
PPh Pasal 21 bulan Januari 
Rp 1.860.000,00 : 4                 Rp 38.750,00

c. Pemotongan dengan gaji harian

Indradi pada tahun 2016 bekerja sebagai pegawai tetap pada perusahaan PT Rejo Indonusa dengan memperoleh gaji yang dibayar harian sebesar Rp. 250.000,00. Indradi kawin dan mempunyai seorang anak. PT Rejo Indonusa masuk program BPJS Ketenagakerjaan, premi Jaminan Kecelakaan Kerja dan premi Jaminan Kematian dibayar oleh pemberi kerja dengan jumlah masing-masing setiap bulan sebesar 1,00% dan 0,30% dari gaji. PT Rejo Indonusa membayar iuran Jaminan Hari Tua setiap bulan sebesar 3,70% dari gaji dan Indradi membayar iuran pensiun Rp35.000,00 dan Jaminan Hari Tua sebesar 2,00% dari gaji.

Penghasilan sebulan

    26 X Rp 250.000,00                                     Rp 6.500.000,00
Premi Jaminan Kecelakaan Kerja                       Rp      65.000,00
Premi Jaminan Kematian                                  Rp      19.500,00
Penghasilan bruto                                            Rp 6.415.500,00

Pengurangan:
1. Biaya Jabatan
    5% X Rp 6.415.500,00          Rp 320.775,00
2. Iuran Pensiun                       Rp   35.000,00
3. Iuran Jaminan Hari Tua         Rp  130.000,00
                                                                      Rp     487.775,00
Penghasilan neto sebulan                                  Rp  5.929.725,00
Penghasilan neto setahun adalah 
    12 X Rp 5.929.725,00                                  Rp 71.156.700,00      

PTKP setahun
– untuk Wajib Pajak sendiri      Rp 54.000.000,00
– tambahan karena menikah    Rp   4.500.000,00
– tambahan seorang anak        Rp   4.500.000,00
                                                                      Rp 63.000.000,00
Penghasilan Kena Pajak Setahun                         Rp 8.156.700,00
Pembulatan                                                       Rp 8.156.000,00

PPh Pasal 21 Terutang

    5% X Rp 8.156.000,00         Rp 407.800,00
PPh Pasal 21 sebulan
    Rp 407.800,00 : 12              Rp   33.983,00
PPh Pasal 21 sehari
    Rp 33.983,00 : 26                Rp     1.307,00

Di atas merupakan contoh cara pemotongan pajak pada pegawai tetap dengan gaji bulanan, mingguan, dan gaji harian. Untuk menghitung gaji bersih maka bisa mengikuti pembahasan pada panduan cara menghitung gaji bersih setelah pajak, yaitu mengurangi gaji kotor setelah pajak dengan potongan lain sesuai kebijakan masing-masing perusahaan.

Kesimpulan

Melakukan perhitungan gaji bersih setelah pajak sebenarnya bisa dilakukan setiap orang dengan mudah jika memahami panduan cara melakukan perhitungan pajak penghasilan pasal 21 atau PPh 21. Hal ini karena Pajak Penghasilan 21 memiliki cara perhitungan tersendiri.

Setelah memahami cara pemotongan pajak PPh 21 maka tahap selanjutnya adalah melakukan perhitungan gaji bersih setelah pajak, dengan mengurangkan gaji kotor setelah pajak dengan potongan-potongan lain.

Semoga dengan tulisan cara menghitung gaji bersih setelah pajak akan membuat perhitungan gaji karyawan semakin mudah dilakukan.


Sumber:Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-16/PJ/2016


Cara menghitung gaji bersih setelah pajak

Berbicara tentang cara menghitung gaji bersih setelah pajak berarti berbicara dua hal yaitu tentang gaji dan juga tentang pajak.

Gaji

  • Pengertian Gaji
  • Perbedaan Gaji Kotor dan Gaji Bersih

Pajak Penghasilan Pasal 21 (PPh 21)

  • Pengertian Pajak Penghasilan Pasal 21 (PPh 21)
  • Pemotong Pajak Penghasilan Pasal 21

Panduan cara menghitung gaji bersih setelah pajak

  • Uraian cara menghitung gaji bersih setelah pajak
  • Contoh cara menghitung gaji bersih setelah pajak

Post Comment

You May Have Missed