Konten [Tampil]
Memahami karakteristik generasi alpha, dan bagaimana agar sejalan dengan generasi alpha merupakan hal yang perlu diperhatikan oleh orang tua. Tidak hanya itu, orang tua juga perlu melakukan eksplorasi minat dan bakat anak. Tujuannya agar orang tua bisa tetap merencanakan dan mempersiapkan masa depan anak. Untuk itu sebagai orang juga perlu memahami dan mengetahui beberapa aktivitas stimulasi anak.
Berbicara stimulasi, ada beberapa macam aktivitas stimulasi yang bisa dilakukan oleh orang tua, baik ketika di rumah maupun di sekolah. Meskipun kita sudah mengetahui teorinya namun terkadang selaku orang tua atau guru juga masih bingung dengan jenis aktivitas yang bisa dilakukan untuk menstimulasi anak.
Perlu dipahami bahwa dalam melakukan aktivitas stimulasi anak, pada dasarnya kita harus menstimulasi semua aspek perkembangan anak. Aspek motorik, kognitif, emosi dan sosialisasi harus di stimulasi. Tidak hanya itu, aspek life skill dan semua aspek perkembangan termasuk bahasa juga perlu di stimulasi.
Saat preschool anak-anak masih lebih banyak bermain di rumah. Maka orang tua bisa melakukan stimulasi dengan bermain sambil belajar di rumah. Apa saja aktivitas stimulasi yang bisa dilakukan orang tua? Berkaitan hal ini, Exa Alifa Budiyanto, M.Psi. Psikolog mengemukan beberapa contoh aktivitas stimulasi anak (preschool) yang bisa dikombinasikan dengan teknologi yang ada.
Kita sadar bahwa kita tidak bisa menghindari menggunakan teknologi, mengingat perkembangan teknologi dewasa ini memang sudah canggih.
Aktivitas stimulasi anak lainnya yang bisa diberikan pada anak yaitu menari sambil bernyanyi, engklek, lempar-tangkap bola, tendang bola menuju sasaran, bermain di alam, dan lain sebagainya. Kegiatan-kegiatan ini bisa menjadi salah satu pilihan aktivitas stimulasi fisik atau motorik anak.
Jadi poinnya adalah kita tetap bisa menggunakan gadget namun dengan pembatasan waktu penggunaannya. Untuk anak preschool screen time adalah hanya boleh 30 menit dalam satu hari. Baik itu melihat handphone, televisi ataupun iPad dan segala macam.
Dilansir dari mediaindonesia, stimulasi adalah kegiatan yang dilakukan untuk merangsang kemampuan kognitif anak baik dalam bentuk penglihatan, bicara, pendengaran, dan perabaan.
Berbicara stimulasi, ada beberapa macam aktivitas stimulasi yang bisa dilakukan oleh orang tua, baik ketika di rumah maupun di sekolah. Meskipun kita sudah mengetahui teorinya namun terkadang selaku orang tua atau guru juga masih bingung dengan jenis aktivitas yang bisa dilakukan untuk menstimulasi anak.
Perlu dipahami bahwa dalam melakukan aktivitas stimulasi anak, pada dasarnya kita harus menstimulasi semua aspek perkembangan anak. Aspek motorik, kognitif, emosi dan sosialisasi harus di stimulasi. Tidak hanya itu, aspek life skill dan semua aspek perkembangan termasuk bahasa juga perlu di stimulasi.
Saat preschool anak-anak masih lebih banyak bermain di rumah. Maka orang tua bisa melakukan stimulasi dengan bermain sambil belajar di rumah. Apa saja aktivitas stimulasi yang bisa dilakukan orang tua? Berkaitan hal ini, Exa Alifa Budiyanto, M.Psi. Psikolog mengemukan beberapa contoh aktivitas stimulasi anak (preschool) yang bisa dikombinasikan dengan teknologi yang ada.
Kita sadar bahwa kita tidak bisa menghindari menggunakan teknologi, mengingat perkembangan teknologi dewasa ini memang sudah canggih.
1. Menari sambil bernyanyi.
Dalam aktivitas menari sambil bernyanyi, orang tua bisa memainkan musik lewat perangkat yang ada di rumah. Kita bisa memanfaatkan YouTube, tentunya kita tetap membatasi penggunaannya gadget ataupun akses youtube itu sendiri.Aktivitas stimulasi anak lainnya yang bisa diberikan pada anak yaitu menari sambil bernyanyi, engklek, lempar-tangkap bola, tendang bola menuju sasaran, bermain di alam, dan lain sebagainya. Kegiatan-kegiatan ini bisa menjadi salah satu pilihan aktivitas stimulasi fisik atau motorik anak.
2. Pengenalan warna dan bentuk
Ketika di usia preschool kita bisa melakukan aktivitas stimulasi preschool anak dengan mengenalkan warna, bentuk, hewan, nama-nama hewan, dan tumbuhan. Dalam pelaksanaannya, orang tua tetap dapat menggunakan menggunakan aplikasi permainan edukatif sesuai dengan usia anak melalui eksplorasi alam.Jadi poinnya adalah kita tetap bisa menggunakan gadget namun dengan pembatasan waktu penggunaannya. Untuk anak preschool screen time adalah hanya boleh 30 menit dalam satu hari. Baik itu melihat handphone, televisi ataupun iPad dan segala macam.
Dalam 30 menit itu yang bisa dilakukan adalah mengenalkan bentuk, nama hewan termasuk tadi bernyanyi sambil menari.
Selanjutnya sebagai orang tua bisa memanfaatkan waktu setelah 30 menit untuk memberikan anak kesempatan dan pengalaman untuk merasakan hal-hal yang nyata.
Saat kita mengenalkan bentuk, maka cari bentuk aslinya di dunia nyata seperti apa. Ketika mengajarkan nama hewan, maka cari hewan yang namanya sudah kita ajarkan pada anak.
Bisa mencarinya di taman, di sawah sambil jalan-jalan sore, sehingga kita juga memberikan pengalaman yang konkrit kepada anak.
Untuk anak Preschool bisa dengan memindahkan air dari berbagai bentuk wadah. Ini akan membuat anak tahu bahwa air itu bisa mengikuti bentuk dari wadah yang berbeda. Hal ini juga merupakan salah satu bentuk metode belajar progresif bagi generasi alpha.
Aktivitas lainnya yaitu mencuci dan menjemur sapu tangan yang kotor. Anak-anak akan memiliki pengetahuan bahwa kotoran pada kain bisa dihilangkan dengan cara mencuci. Selain itu anak juga akan tahu kalau matahari itu memiliki fungsi untuk mengeringkan sapu tangan yang basah dengan sinarnya.
Kegiatan ini bisa menjadi salah satu pemberlajaran life skill bagi anak. Dia akan tahu bahwa jika bajunya kotor bisa dicuci seperti dia mencuci sapu tangan dan menjemurnya hingga kering.
Selanjutnya sebagai orang tua bisa memanfaatkan waktu setelah 30 menit untuk memberikan anak kesempatan dan pengalaman untuk merasakan hal-hal yang nyata.
Saat kita mengenalkan bentuk, maka cari bentuk aslinya di dunia nyata seperti apa. Ketika mengajarkan nama hewan, maka cari hewan yang namanya sudah kita ajarkan pada anak.
Bisa mencarinya di taman, di sawah sambil jalan-jalan sore, sehingga kita juga memberikan pengalaman yang konkrit kepada anak.
3. Melakukan percobaan sederhana.
Memberikan kesempatan kepada anak untuk melakukan melakukan kegiatan percobaan sederhana akan menjadi hal menarik bagi anak.Untuk anak Preschool bisa dengan memindahkan air dari berbagai bentuk wadah. Ini akan membuat anak tahu bahwa air itu bisa mengikuti bentuk dari wadah yang berbeda. Hal ini juga merupakan salah satu bentuk metode belajar progresif bagi generasi alpha.
Aktivitas lainnya yaitu mencuci dan menjemur sapu tangan yang kotor. Anak-anak akan memiliki pengetahuan bahwa kotoran pada kain bisa dihilangkan dengan cara mencuci. Selain itu anak juga akan tahu kalau matahari itu memiliki fungsi untuk mengeringkan sapu tangan yang basah dengan sinarnya.
Kegiatan ini bisa menjadi salah satu pemberlajaran life skill bagi anak. Dia akan tahu bahwa jika bajunya kotor bisa dicuci seperti dia mencuci sapu tangan dan menjemurnya hingga kering.
4. Mendorong anak menjadi Little Scientist
Biarkan anak bereksplorasi menggunakan alat-alat yang dibawa. Sehingga mereka akan mendapatkan pengalaman nyata. Bisa melihat tanaman dengan kaca pembesar. Saat mengalami, maka dia akan tahu fungsinya untuk apa.
5. Melakukan aktivitas memasak bersama.
Melakukan aktivitas memasak bersama dan disesuaikan dengan apa yang saat itu sedang diajarkan. misalnya sedang mengajarkan anak tentang bentuk.Orang tua bisa mengajaknya dalam kegiatan masak-memasak, misal membuat adonan yang kemudian bisa dibentuk-bentuk sedemikian rupa. Pada akhirnya anak akan tahu bentuk fisik dari bentuk segitiga, segi empat, lingkaran, dan lain sebagainya. Bagi mereka, generasi alpha kegiatan ini akan memberikan kesan tersendiri.
Tentunya kemudian diharapkan ini menjadi sebuah kegiatan rutin. Tidak hanya itu, melalui membaca buku cerita bersama diharapkan anak bisa menceritakan kembali isi bukunya yang dibaca atau diceritakan oleh orang tua. Melalui aktivitas ini kita sebagai orang tua bisa menanyakan kepada anak apa yang dapat ditangkap dari cerita yang dibacakan. Apa yang dia ingin ketahui lebih dari cerita yang dibawakan.
Itu dia enam aktivitas stimulasi anak yang bisa dilakukan oleh orang tua pada anak preschool. Melalui aktivitas-aktivitas itu diharapkan akan memberikan pengalaman baru bagi anak. Mereka akan memiliki pengetahuan baru sehingga aspek motorik, psikomotorik, bahasa dan lifeskill bisa distimulasi.
6. Membaca buku cerita bersama dan membuat ritual mengobrol.
Kegiatan ini tidak hanya diperuntukkan bagi preschool, namun bisa dilakukan sampai usia SD kelas 6, bahkan sampai nanti dia remaja. Mungkin membaca buku ceritanya sudah tidak dilakukan, namun ritual mengobrol atau kebiasaan diskusi masih bisa dilakukan masih bisa terus dilakukan.Tentunya kemudian diharapkan ini menjadi sebuah kegiatan rutin. Tidak hanya itu, melalui membaca buku cerita bersama diharapkan anak bisa menceritakan kembali isi bukunya yang dibaca atau diceritakan oleh orang tua. Melalui aktivitas ini kita sebagai orang tua bisa menanyakan kepada anak apa yang dapat ditangkap dari cerita yang dibacakan. Apa yang dia ingin ketahui lebih dari cerita yang dibawakan.
Itu dia enam aktivitas stimulasi anak yang bisa dilakukan oleh orang tua pada anak preschool. Melalui aktivitas-aktivitas itu diharapkan akan memberikan pengalaman baru bagi anak. Mereka akan memiliki pengetahuan baru sehingga aspek motorik, psikomotorik, bahasa dan lifeskill bisa distimulasi.
informatif..
ReplyDelete