Konten [Tampil]
Kulwap yang ini diselenggarakan oleh familia indonesia dan orami. Materi yang disampaikan oleh Emeldah Suwandi, M.Psi ini merupakan materi yang sangat penting. Mengapa demikian, karena parental burnout sangat berhubungan dengan pengasuhan anak.
Dalam pengasuhan anak orang tua memiliki banyak tugas yang harus dijalankan untuk mendukung tumbuh kembang anak. Namun demikian dalam perjalanannya, orang tua tentu akan mengalami masa jenuh. Merasa capek, lelah, bahkan emosional ketika mengasuh anak. Terlbih saat anak-anak harus belajar daring akan menambah kesibukan orang tua. Jika mengalami ini harus segera mencari waktu untuk menenangkan diri. Buat waktu me time. Bicarakan dengan suami.
A. Mengenal parental burnout
Sekarang kita akan berkenalan dengan parental burn out secara lebih mendalam dan utuh. Apa sih sebenarnya parental burn out?1. Pengertian Parental Burnout
Parental burnout adalah suatu kondisi di mana orangtua merasa lelah baik secara fisik maupun mental pada saat mengasuh anak.Kita perlu memahami bahwa parental burnout bukanlah istilah yang berhubngan dengan diagnosis penyakit. Parental burnout hanya sebuah istilah populer.
Kelelahan yang dimaksud di sini adalah suatu sindrom kelelahan yang ditandai dengan perasaan kewalahan dalam proses pengasuhan, memiliki jarak emosional dengan anak, dan merasa sebagai orangtua yang buruk. Kurang bisa memberikan yang terbaik kepada keluarga, menjadi mudah marah dan lain sebagainya.
2. Tanda - Tanda Parental BurnOut
Apa saja tanda-tanda orang tua, khususnya moms atau bunda mengalami parental burnout? Seperti disampaikan dalam pengertian parntal burn out, kondisi ini sangat berhubungan dengan kelelahan.Jika moms mengalami hal-hal berikut berarti sedang mengalami parental burnout, seperti
- Merasa sangat kelelahan saat mengasuh anak sehingga mudah marah.
- Menyalahkan diri sendiri ketika ada yang salah dengan anak.
- Merasa putus asa dalam proses pengasuhan anak.
- Muncul pikiran, “Kapan ya?” disertai perasaan tidak nyaman (kapan ya keadaan seperti ini akan berakhir?) Kapan bisa berkarir lagi? Kapan ya bisa istirahat?
3. Penyebab Parental Burnout
Saat mom mengetahui penyebab parental burnout atau bagaimana bisa terjadi maka akan bisa melakukan tindakan preventif atau pencegahan agar tidak menimpa moms.a. Daily Hassles
Daily hassles adalah stressor dalam bentuk masalah yang terjadi setiap hari atau berulang ulang. Sebagai orang tua yang punya banyak peran, seperti ada yang kerja, part time, sambil mengurusi kakak-adik bersamaan.Pekerjaan yang banyak ini bisa menjadi stressor. Stressor ini terjadi ketika pekerjaan tidak ditangani dengan baik dan menjadi masalah lalu terjadi berulang kali.
Misal anak usia dua tahun, anak tantrum, atau ART sedang art tidak di rumah sehingga kerjaan menumpuk. Karena tidak ditangani dengan baik maka terjadi burnout.
b. Perasaan ingin selalu sempurna.
Sebagai orang tua kita juga ingin tahap perkembangan anak sempurna. Misal melihat anak saya kok belum begini, begitu. Padahal saat dilihat pada batas perkembangan anak memang belum waktunya. Ini bisa menambah beban sendiri bagi orang tua.c. Kurang Mampu Mengelola Emosi
Sebagai orang tua harus belajar mengelola emosi karena pengasuhan melelahkan secara fisik dan psikis. Jika kurang mampu mengelola emosi saat terjadi krisis, atau stressor maka tak jarang akan melakukan sesuatu yang kita sesali. Misal menyesal saat habis memarahi anak. Ketika menyesal akan merasa tidak baik menjadi orang tua, membranding diri tidak mampu sehingga menimbulkan kelelahan diri.d. Kurang pengetahuan mengenai pola pengasuhan anak
Terkadang kita melakukan kesalahan karena tidak tahu. Contohnya ada moms yang punya persepsi harus tegas pada anak atau anak akan semaunya sendiri. Tetapi ketegasan ini akan menjadi bumerang sendiri. Saat terlalu kaku dan tegas pada anak akan menjadinya tidak kooperatif. Sehingga pola pengasuhan menjadi bermasalah. Kita capek sendiri. Untuk itu kita perlu banyak belajar pola mendidik dan mengasuh anak yang benar. Proses menyampaikan pada anak sesuai tahap perkembangan anak.Misal kita mengajak anak diskusi panjang lebar dan berharap anak mengerti. Padahal bahasa yang digunakan bahasa berat pada anak usian 2,5 tahun tentu ini tidak baik. Kurangnya pengetahuan ini akan membuat kita kewalahan dalam pengasuhan anak. Untuk itu kita perlu belajar dan terus menggali informasi bagaimana mendidik anak kita.
e. Dukungan keluarga yang kurang
Dukungan keluarga atau orang-orang di sekitar sangat berpengaruh terhadap stress orang tua. Terkadang merasa pasangan tidak bisa kerjasama. Proses mengasuh tidak menjadi menyenangkan, namun menjadi beban. Hal seperti ini perlu kita evaluasi atau refleksikan apakah ada poin-poin sebelumnya yang kita alami.B. Pengaruhnya Parental Burnout
- Pertama jika mengalami kelelahan berlebihan dan tidak ditangani dengan baik akan memiliki pola pengasuhan yang buruk. Pola pengasuhan yang buruk yaitu super dalam mengkritik anak, melakukan pendisiplinan yang keras kepada anak sehingga saat anak salah sedikit orang tua memukul dengan agresi fisik.
- Membuat hubungan pernikahan lebih buruk. Ini bisa terjadi, misal saat mengalami burnout moms marah-marah, ketika emosi mungkin saat melihat pasangan, masalah kecil jadi masalah besar. Padahal saat tidak emosi ini hanya masalah kecil yang bukan masalah serius. Pun saat anak melakukan kesalahan orang tua cepat marah, cepat menghukum. Bahkan orang tua memberikan hukuman fisik berlebihan seperti mencubit anak. Jadi perlu memperhatikan kondisi psikis sebagai orang tua. Apakah saat ini mengalami kelelahan, sudah berdampak buruk atau tidak? Di saat inilah perlu diam sejenak, dan melihat sejenak apakah kelelahan sudah memiliki efek belum.
- Berkurangnya tingkat kesejahteraan hidup orangtua
- Hubungan pernikahan yang tidak sehat.
Penelitian dari Clinical Psychological Science 2 menunjukkan konsekuensi dari parental burnout adalah kelelahan dalam pengasuhan yang memiliki kaitan dengan perilaku kekerasan yang meliputi agresi verbal (seperti mengancam dan menghina) atau agresi fisik (seperti memukul dan menampar) yang ditujukan pada anak-anak.
C. Mengatasi Parental Burnout
Semuanya pasti ingin tahu bagaimana cara mengatasi burnout sehingga bisa keluar dari masalah ini dan bisa menemukan solusi yang tepat sesuai dengan yang dirasakan.
1. Kenali stressor
Moms perlu memahami tanda-tanda mengalami kelelahan. Melalui kesadaran dan pengenalan akan stressor akan membuat kita tahu apa masalah utamanya. Sehingga kita akan menemukan solusi dari stressor. Misal stressornya murni capek, karena kurang tidur. Maka akan merasa kelelahan, solusinya komunikasi dengan pasangan.Contoh lain misal kesal pada pasangan yang tidak bisa diajak kerjasama, kita marah-marah pada anak sebagai pelampiasan emosi. Tentu ini semakin menambah lelah moms.
2. Komunikasikan dengan pasangan
Proses mengasuh adalah tugas bersama, bukan hanya tugas moms atau bapak sendiri. Anak butuh ayah dan ibunya, sehingga peran keduanya sangat diperlukan. Jika moms merasa sangat capek, atau ada keresahan lain maka komunikasikan dengan pasangan. Untuk itu, mulailah memberanikan diri komunikasi dengan pasangan. Jika belum mendapat jawaban, maka bisa konsultasi dengan profesional.3. Peduli pada diri sendiri berarti peduli pada anak
Pada kondisi ini kita perlu memperhatikan dengan betul kondisi diri kita. Jika sedang capek sebaiknya istirahat. Ajak anak berkomunikasi, berikan anak arahan kalau moms sedang butuh istirahat misal 5-10 menit. Sekedar untuk menenangkan diri, bisa dengan membaca buku ringan, mendengarkan musik.Tujuannya apa? Agar tidak menumpuk lelah itu yang akan berujung pada kondisi burnout jika tidak disikapi dengan baik.
Bersikap responsive bukan reaktif
Saat moms dalam kondisi lelah, marah, emosi sedang memuncak ujungnya tidak bisa berpikir jernih. Jika terjadi maka tarik napas, tenangkan diri, wudlu, ibadah dulu, lakukan apapun yang menenangkan. Jika tidak ada waktu, tunda sedikit waktu dengan menarik napas dalam-dalam dan hembuskan.
Jika kita dalam kondisi marah, cemas berlebihan maka secara kognitif tidak bisa berpikir dan merasa panik. Melalui proses menenangkan diri kita bisa merespon perasaan dengan baik, sehingga tidak ada penyesalan di belakang. Misal marah pada anak, dan saat melihat anak tidur menjadi menyesal melihat anak dan berkata maaf pada anak. Tentu akan menambah pikiran.
4. Pengasuhan adalah Proses
Menyadari bahwa pengasuhan adalah suatu proses, tidak perlu berusaha untuk selalu sempurna. Kita akan terus belajar, misal kita pernah membentak anak, maka minta maaf pada anak, ajak anak diskusi misal tadi mama begini, kenapa ya, kak? Mama harus apa ya, Kak?Untuk itu kita perlu banyak belajar dunia parenting agar bisa memberikan yan terbaik. Memang tidak bisa memberikan hal sempurna, masih sering melakukan kesalahan. Kita bisa terus memperbaiki diri.
Anak tidak pernah menemukan orang tua sempurna. Karena tidak ada orang tua yang sempurna, maka jadilah orang tua yang baik.
Secara garis besar kebutuhan anak adalah dicintai, diperhatikan. Kuncinya terus berproses menjadi orang tua yang baik dan memaafkan ketidak sempurnaan kita untuk berubah menjadi lebih baik.
D. Mencegah Burnout
Saat kita memahami dan mengetahui tanda-tanda mengalami burn out maka kita bisa mengantisipasi terjadinya burnout kepada diri. Bagaimana cara mencegah terjadinya burnout ini?
1. Tips Pencegahan Burn Out (Untuk Anak)
Beberapa tips pencegahan burnout yang bisa dilakukan orang tua pada anak adalah:a. Mendisiplinkan anak
Dalam kondisi ini yang bisa dilakukan orang tua adalah belajar mendisiplinkan anak supaya tercipta keteraturan. Misal proses makan berhubungan dengan jam makan. Perlu kita pahami bahwa disiplin berbeda dengan punishment.Bersikap tegas dan konsisten, bukan berarti kasar atau kaku.
b. Lihat potensi anak
Belajar melihat potensi anak dan tidak membandingkan anak dengan anak lain (individual differences). Misal kita terlalu sibuk memikirkan grafik perkembangan anak dan membandingkan dengan anak orang lain. Saat ini terjadi orang tua akan stres sendiri.c. Meluangkan waktu
Meluangkan waktu dan aktivitas bersama dengan anak, seperti dongeng, permainan, dsb. Bermain bersama anak memiliki banyak efektivitas dan manfaat. Dianatranya menguatkan bonding dengan anak, menguatkan kebersamaan, mengurangi stressor.d. Menghargai usaha anak
Menghargai usaha yang telah dilakukan anak, dengan memaknai bersama. Misal saat anak marah dan sudah diajari, kita terus harus berproses, menyadari kondisi anak.2. Tips Pencegahan Burnout untuk Diri
Mencegah burnout tidak hanya pada sisi anak, namun juga pada diri orang tua juga. Apa saja tips pencegahan burnout pada orang tua atau moms?a. Tidak panik
Belajar untuk tidak panik ketika sesuatu belum ideal. Pada kondisi ini kita tidak perlu merasa tidak sempurna dan perlu memaknai kesempurnaan. Biasanya terjadi ketika anak tantrum, moms perlu belajar tentang tantrum, dan perlu paham bahwa mereka anak-anak sehingga wajar mereka marah, emosi. Mereka bukan orang dewasa, sehingga perlu banyak belajar. Bisa belajar dan membaca banyak edukasi.b. Belajar untuk tidak menyalahkan diri sendiri
Kita perlu memahami sebagai orang tua tidak bisa sempurna. Namun kita masih bisa melakukan yang terbaik. Hal yang bisa dilakukan adalah belajar untuk tidak menyalahkan diri. Belajar tidak menghukum diri.c. Pengasuhan adalah proses
Menyadari bahwa pengasuhan adalah proses belajar tanpa henti. Pelajaran ini tidak akan banyak berhenti. Banyak belajar mengenai proses pengasuhan dan perawatan anak.d. Luangkan waktu untuk diri
Meluangkan waktu untuk diri atau menyediakan me time. Kenapa? Karena kesehatan mental orang tua juga berpengaruh pada kesehatan mental anak. Jika ingin anak bahagia maka kita harus bahagia. Jika ada yang ingin diraih maka komunikasikan dengan pasangan.E. Kesimpulan
Semoga dengan tulisan ini membuat para moms semakin peduli dengan kesehatan mental diri yang akan berpengaruh pada kesehatan mental anak. Sehingga bisa menjadi orang tua yang tidak gampang menyalahkan diri dan terus berproses menjadi ibu yang baik bagi anak kita.Selain itu semoga tulisan tentang Mengenal Parental Burnout dan Cara Mengatasinya ini bisa menjadikan kita lebih memahami apa itu parental burn out , tanda-tandanya dan cara mengatasinya? Melalui ini kita akan terus berproses untuk mewujudkan keluarga yang lebih baik. Menjadi orang tua yang tidak perlu berbuat sempurna, cukup melakukan yang terbaik saja dalam pengasuhan.
Post a Comment
Post a Comment