Tips Menjadi Orang Tua Generasi Alpha

Menjadi orang tua generasi alpha merupakan sebuah seni. Orang tua perlu memahami siapa
anak-anak kita. Bukan sekedar mengetahui dan memahami bahwa mereka lahir dari
seorang ayah dan seorang ibu. Jauh lebih dari itu orang tua perlu memahami
karakter yang ada pada anak-anak.

Kita berada pada
era di mana generasi alpha banyak terlahir di tengah kita. Seperti kita ketahui
bersama generasi alpha adalah generasi yang terlahir pada rentang tahun 2010
hingga 2024 atau generasi yang terlahir di era digital. Generasi ini seperti kita ketahui memiliki bermacam-macam
karakteristik. Karakteristik generasi alpha inilah yang perlu orang tua ketahui
dan pahami.

Apakah cukup bagi
orang tua hanya dengan memahami karakteristiknya semata? Tunggu dulu, karena
selain memahami karakteristik mereka, orang tua juga perlu memahami beberapa hal
lain yang ada pada generasi alpha. Lebih tepatnya beberapa hal yang bisa
terjadi pada generasi alpha, yang berdampak tidak baik di masa akan datang. Apa
saja hal itu, sobat deeva bisa membacanya pada artikel berjudul 5 Hal Orang Tua Perlu Waspada dari Generasi Alpha.

A. Tips Menjadi Orang Tua Generasi Alpha

AVvXsEgPF80HFv-bFWSrZSWt3bAamvQoYxUAnimwlJJJGa9RF6RxDUff2zVbWkNkGCmLEE7h8IBADbsGPmgpAp3HfpMToQuWPRF-_JMBSX3gwnQQU7UhNnyUAglgmNuXImZdoYONbVvU_olelcvsCGuHJSqgK3Mf1UU6ePBtj9uyDFb25Ta--yHvv0gm7wiK=w320-h180 Tips Menjadi Orang Tua Generasi Alpha

Lantas apa yang
perlu dilakukan orang tua agar bisa sejalan dengan generasi alpha? Lebih
tepatnya bagaimana menjadi orang tua generasi alpha? Exa Alifa Budianto,
M.Psi. Psikolog dalam webinar yang diselenggarakan oleh Kak Seto School dalam
rangka HUT Kak Seto School menyampaikan beberapa hal agar orang tua
sejalan dengan generasi alpha, yaitu:

1. Orang tua harus melek teknologi

Orang tua atau guru mau tidak mau harus melek teknologi. Tidak hanya tahu,
namun juga perlu memahami teknologi yang berkembang. Tidak hanya itu, orang tua
sebisa mungkin harus berusaha untuk betul-betul menguasai teknologi yang ada.

Sebagai orang tua kita harus membuka diri dan membuka seluas-luasnya
pengetahuan tentang teknologi. Jangan sampai anak-anak dibiarkan begitu saja
menjelajahi teknologi dan memuaskan rasa ingin tahu mereka, hingga luput dari pantauan kita sebagai orang tua.


2. Tanamkan values, aturan, dan nilai-nilai positif
dari kegiatan sehari-hari.

Orang tua dalam kasus ini perlu melakukan adaptasi teknologi. Terlebih di
era ini, anak dan orang tua sibuk sendiri-sendiri, dan akhirnya anak tidak tahu
atau lupa pada pondasi diri. Tidak terkontrol mana yang boleh dan tidak boleh
dilakukan anak.

Agar kita sejalan dengan generasi alpha, seiring perkembangan teknologi,
orang tua perlu menanamkan dalam keseharian tentang value keluarga, nilai-nilai
positif dalam keluarga. Pembelajaran life skill penting ditanamkan hingga anak
bisa bersikap dan tahu pondasi dirinya untuk masa depan.


3. Meluangkan waktu untuk lebih banyak melakukan
diskusi terbuka bersama anak-anak.

Generasi alpha adalah generasi yang paling terdidik. Mereka berpikir lebih kritis dan menanyakan hal-hal baru yang tidak
pernah kita tanyakan. Anak bisa jadi tahu beberapa hal baru dari media seperti
internet ataupun media sosial. Hal ini tentunya di luar pengetahuan kita selaku
orang tua. Untuk itu sebagai orang tua kita perlu menyediakan waktu khusus dan
mengajak anak-anak untuk berdiskusi bersama.

Ini perlu dilakukan agar anak tidak belajar dari luar, tapi belajar dari
orang tua sebagai guru. Sehingga anak bisa belajar mana yang baik dan tidak,
mana yang benar dan salah.


4. Terapkan pola asuh autoritatif, bebas namun
bertanggung jawab.

AVvXsEgKqXRlPFJMrs6KxdCrMoksp8kIW0DtvvtO-QjQ_DH_YL7m_9E2zQ-eLlDlQKTSnYGR1qKotlQLlTKSjW05NFvhBZHjvv2Lx7NrNUK7j8VDkC-qJjJl9dOOKZfURrhO8YgaCHw-d9AOwgTsJsN1L_-ESaLeOl3zRbVx8vAjuqcRgmqMSreRSW9eLZe4=w320-h180 Tips Menjadi Orang Tua Generasi Alpha

Anak-anak generasi alpha bukanlah anak yang bisa diarahkan hanya dengan
ceramah atau nasihat satu arah. Mereka memiliki kemampuan berpikir kritis.
Untuk itu orang tua perlu menerapkan pola asuh autoritatif.

Pola asuh autoritatif ini adalah pola asuh yang memberikan kesempatan pada
anak atau kebebasan, namun tetap menanamkan nilai-nilai tanggung jawab.
Nilai-nilai harus ditanamkan karena anak punya kesempatan mencari informasi
sebebas mungkin namun tetap memiliki tanggung jawab dan memegang nilai-nilai
yang ditanamkan orang tua.

Orang tua  harus memiliki pola asuh sejalan dengan diskusi terbuka dalam mendidik generasi alpha. Orang tua tetap terbuka, memberikan kebebasan, namun juga memberikan anak kepercayaan untuk
bertanggung jawab terhadap yang mereka lakukan.


5. Perbanyak memberikan contoh dibandingkan nasihat.

Orang tua perlu memperhatikan tingkah laku sehari-hari di depan anak.
Perhatikan dalam keseharian kita bagaimana cara berkomunikasi dengan anak,
bagaimana kita berbicara dengan berinteraksi dengan pasangan. 

Perhatikan setiap hal yang kita lakukan dalam memperlakukan anak. Semua ini harus diperhatikan, karena akan dicontoh oleh
mereka. Generasi alpha adalah generasi yang memiliki kemampuan belajar secara
visual.

Untuk itu orang tua perlu memberi banyak contoh, bukan memberikan banyak nasihat semata.
Saat memberi nasihat akan banyak pertanyaan kenapa begini, kenapa tidak
boleh, dan terus akan muncul pertanyaan.

Akan berbeda jika dilakukan dengan memberikan contoh. Mereka akan meniru segala yang orang tua lakukan. Lambat lahun mereka akan paham mengapa orang tua bersikap seperti yang dia lihat.  


6. Seimbangkan aktivitas bermain di luar dan di dalam
rumah bersama anak

Ini menjadi poin penting, karena kecanggihan teknologi lebih membuat
kita  sibuk dengan menatap laptop, dan gadget
hampir sepanjang waktu. Berbeda dengan masa kecil kita yang masih memiliki
kesempatan untuk bermain di luar rumah. Berlari-lari di lapangan besar,
menikmati pemandangan, pergi ke persawahan, dan lain sebagainya.

Sementara
generasi sekarang, semua dilakukan di rumah. Mereka minim pengalaman untuk
melakukan aktivitas di luar rumah. Padahal melatih fisik anak, sama
penting dengan melatih kognitif. 

Semakin matang kondisi fisik anak akan semakin
mendukung proses belajar anak dibandingkan dengan hanya menatap layar terus
menerus.

Sobat deeva, dari
tulisan ini kita tahu ternyata menjadi orang tua generasi alpha memiliki
banyak tantangan. Bukan sekedar mendidik anak, tapi perlu memahami
karakteristik mereka. Tidak kalah penting juga adalah orang tua perlu
mewaspadai hal yang bisa berdampak buruk bagi generasi alpha pada masa akan
datang.

Sudah saatnya sebagai orang tua kita mengubah pola kita
dalam mengasuh dan mendidik anak. Tidak hanya menasihati, namun memberikan teladan. Selain itu, menjadi orang tua bagi generasi
alpha kita perlu untuk terus mengembangkan diri. Mengikuti perkembangan zaman
dan teknologi. Poin yang mendasar dan tidak kalah penting adalah menanamkan nilai-nilai
sebagai salah satu benteng bagi generasi alpha saat beraktivitas.

0 thoughts on “Tips Menjadi Orang Tua Generasi Alpha”

  1. Iya ya, anak-anak bisa eneg kalau kebanyakan di nasihati, memang lebih mudah dicontohkan, jadi kita nggak nyuruh aja 😀
    Meskipun jujur masih was-was dan butuh banget waktu buat bisa lebih percaya kepada anak, saking dunia zaman sekarang makin edan 😀

  2. Menjadi contoh buat anak ini sangat berat lho buat saya. Kepada anak bilang jangan pegang hape melulu lah saya emaknya kerjaannya malah megang hape. Hehehe…
    Kalau tidak ada komunikasi bisa fatal ya

  3. Bener banget ini, memang perbanyak contoh daripada nasihat kalau jadi orang tua generasi alpha, gak mempan soalnya kalau dinasehatin tuh hehe, dan harus melek teknologi biar bisa memantau apa aja yang diakses anak digadgetnya

  4. makasih sharing nya kak informatif dan edukatif banget. saya sendiri karena belum jadi ibu, sekarang mau membiasakan suka nulis-nulis, mau mengenal diri sendiri dan punya prinsip. biar nanti kalo sudah punya anak bisa ngajarin hal-hal positif

  5. Tantangan emang menjadi orang tua zaman sekarang dengan sikap anak yang kadang uring-uringan. Tapi, orang tua zaman sekarang lumayan beruntung karena mereka bisa dapat sumber ilmu lewat browsing dan internet. Beda sama orang tua zaman dulu yang mengajarkan anaknya polanya pun berbeda.

  6. Jadi orangtua untuk generasi alpha memang gampang susah. Karena mereka generasi yg terbiasa terdidik kritis, secara gaya didik kita harus bersaing ketat dengan gaya pendidikan socmed, hihi. Thankyou for sharing pa.

  7. memberikan contoh nyata ke anak itu emang tantangan banget loh. Kadang kita bisanya cuman kasih nasehat tapi kita sendiri ga melakukan apa yang terkandung dalam nasehat itu. walhasil anak nangkepnya aah mama sama papa OMDO hihihihi….. jadi mendidik dengan sikap perbuatan nyata itu emang harus deh…. dibandingkan hanya dengan kasih nasihat . thank you for nice sharing yaaaa

  8. Jadi orang tua generasi alpha tantangan sekali. Salah satunya dalam hal teknologi.
    Secara perkembangan teknologi sangat pesat, anak-anak bisa cepat belajar, sementara kita harus berusaha mengikuti supaya bisa membersamai anak-anak. Duh, otak tua harus kerja keras.. 😁

  9. Aku setuju kalau memberi contoh bisa menjadi cara efektif untuk mengajarkan anak-anak. Aku menyesal karena beberapa kali pernah hilang kendali sampai meneriaki mereka. Tapi entah kenapa, dengan cepat mereka meniru. Jadi kalau ingin mengajarkan yang baik, orang tuanya yang baik duluan.

  10. Keren tulisannya 👍.terasa sekali orang tua dan guru kurang melek teknologi pada saat awal awal pandemi( tidak semuanya🙏🏼). Dan dalam waktu yg singkat harus membiasakan diri dengan zoom,tugas online dll, sedikit kewalahan tapi sekarang sudah terbiasa.

  11. Sejalan dengan ungkapan mendidik anak sesuai dengan zamannya ya, Mbak. Bukan zaman emaknya. Tapi karena ini saya juga akhirnya belajar teknologi supaya gak tulalit kalau diajak ngobrol anak sekaligus dapat memantau aktivitas digital mereka

  12. Semua poin yang disebutkan sangat betul, Kak. Ortu memang harus melek teknologi karena anak-anak gen Alpha ini sangat mahir dan digital natives sehingga ortu wajib mengimbangi. Nah, menerapkan pola parenting yg otoritatif tapi tidak diktator ini yang kurasakan berat, tapi coba dipraktekin terus menerus, belajar bersama anak. Berproses dengan saling melengkapi lewat contoh dan quality time sebisa mungkin.

  13. Makjleb baca artikelnya, betul banget lebih banyak memberikan contoh dari pada nasihat ini yang sering kali terlewatkan tanpa disadari para orang tua, anak ngga boleh ngobrol sambil pegang gadget tapi ortunya nasehatin sambil pegang gadget hehehe

  14. Meskipun aku belum menikah dan memiliki anak, namun aku tahu kalau menjadi seorang ibu di zaman saat ini tidak lah mudah. Ada beberapa teman yang sudah memiliki anak, dan berbagai macam bagi mereka untuk memberikan pendidikan ke anak mereka.

    Terkadang aku pun belajar dari pengalaman yang dialami orang lain serta membaca artikel-artikel parenting seperti ini untuk sebagai modalku nanti.

  15. Betul banget itu, kita harus bisa membedakan mengasuh anak dengan pola yang berbeda-beda pada setiap generasinya dan setiap individunya karena karakternya pasti berbeda-beda pula. Tapi sesusah-susahnya mendidik anak-anak, lebih susah mengarahkan orang tua (nenek dan kakeknya anak-anak), dimana mereka merasa bahwa pola asuh mereka sudah benar. Emaknya anak-anak kasih arahan yang benar malah ikutan dibentak atau dicibirin. Anak-anakku jauh lebih penurut daripada kakek dan nenek mereka, hihihiii.

  16. setuju, sulit banget jadi orangtua generasi alpha

    tapi selama kita bisa memberi teladan, masalah akan terurai

    lha mendisiplinkan anak hanya pegang gadget di saat tertentyu, tapi kita sebagai ortu malah gak bisa lepas dari layar HP

    kan ambyar 😀

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.