Indonesia Sehat dan Bebas Kusta, Pasti Bisa.
Berbicara tentang kesehatan, Bulan November menjadi bulan yang spesial. Pasalnya di bulan ini diperingati sebagai Hari Kesehatan Nasional, tepatnya pada 12 November. Dalam perinatan HKN ini saya berkesepatan mengikuti sebuah acara edukatif yang dikemas dalam bentuk talkshow. Acara yang diselenggarakan Ruang Publik bersama NLR Indonesia ini mengangkat tema “Bahu Membahu untuk Indonesia Sehat dan Bebas Kusta.”
Saya mengetahui event ini dari salah satu teman yang juga aktif di sebuah komunitas yaitu 1minggu1cerita. Temanya yang sangat menarik membuat saya memutuskan untuk mengikuti talkshow yang berlangsung selama satu jam melalui live youtube.
Talkshow yang diselanggarakan secara virtual ini dipandu langsung oleh Rizal Wijaya (KBR Ruang Publik) dan menghadirkan dua nara sumber masing-masing adalah Eman Suherman, Ssos. selaku Ketua TJSL PT DAHANA (Persero) dan dr Febrina Sugianto (Junior Technical Advisor NLR Indonesia).
A. PT. Dahana dalam Mendukung Indonesia Sehat dan Bebas Kusta
PT Dahana (Persero) merupakan sebuah BUMN yang diberikan amanat untuk melaksanakan program tanggung jawab sosial lingkungan. Setiap tahun melakukan program CSR baik mandiri atau mandatori dari kementerian BUMN.
Program merupakan implementasi dari program SDG’s yang meliputi penyediaan pangan, kesehatan seperti pengobatan masal untuk masyarakt di sekitar perusahan PT. Dahana.
Perusahaan ini sejak tahun 2017 sudah menjalankan program kesehatan dalam bentuk pengobatan masal dilingkungan terdekat sekitar perusahaan tepatnya di Cibogo kabupaten Subang.
Di tahun ini (2021) PT. Dahana (Persero) mulai melakukan program penanggulangan terhadap kusta berdasarkan traching pengobatan yang telah dilakukan sebelumnya. (Eman Suherman, S.Sos.)
Selain pengobatan masal juga dilakukan pemberian bantuan bantuan alat pelindung diri, dan pemberdayaan masyarakat untuk menguatkan sisi ekonomi.
B. NLR Indonesia untuk Indonesia Sehat dan Bebas Kusta
dr Febrina selaku perwakilan dari NLR Indonesia menyampaikan bahwa Hari Kesehatan Nasional yang mengangkat tema “Sehat Negeriku Tumbuh Indonesiaku” menjadi momen yang tepat untuk membahas dan memberikan edukasi kesehatan kepada masyarakat luas, salah satunya tentang kusta .
Berbagai program kreatif yang diselenggarakan yaitu
1. Mengadakan lomba suara untuk Indonesia bebas kusta.
Acara ini menargetkan orang-orang dengan kusta atau yang pernah mengalami kusta atau orang disabilitas untuk mengirimkan karya mereka baik berupa artikel, foto, dan video pendek.
2. Virtual run
Tujuan dari virtual run ini adalah untuk mengkampanyekan kesehatan dan kesadaran terhadap down syndrom.
3. Workshop rutin mingguan.
4. Mendukung pemerintah dalam pencegahan covid-19.
5. Kampanye penyadaran tentang kusta.
C. Fakta Seputar Kusta dan Cara Penanganannya
Stigma negatif yang berkembang di masyarakat pada penderita kusta yaitu kusta terjadi sudah terjadi sejak lama. Masyarakat selama ini memahami kusta sebagai sebuah kutukan yang akan terus ada. Stigma lain, kusta merupakan akibat dari berbuat tidak baik.
Suasana talkshow |
Stigma yang berkembang dimasyarakat menjadi tantangan sendiri bagi mereka yang konsen dalam advokasi kusta. Mengapa demikian? Karena masyarakat tidak paham apa penyebab kusta yang sebenarnya. Sehingga ini menjadi PR besar baik bagi tenaga kesehatan maupun masyarakat secara luas untuk bisa ikut serta membangun pemahaman yang benar terhadap kusta.
1. Apa sih penyakit kusta?
Tingginya stigma negatif tentang kusta ini dikarenakan masih minimnya pemahaman masyarakat. Di kalangan umum kusta masih dianggap penyakit kutukan atau karma padahal ada penjelasan ilmiah terkait munculnya penyakit kusta, bagaimana penularan, serta penanganannya. (dr Febrina Sugianto)
Melalui penjelasan ini jelas bahwa stigma kusta adalah kutukan itu sama sekali tidak benar. Kusta adalah penyakit yang disebabkan oleh kuman.
2. Gejala Kusta
Penyakit kusta dapat dideteksi sejak dini dengan mengetahui gejala-gejalanya. Di antara gejala dari penyakit kusta yaitu:
- Jika ditemukan bercak pada kulit
- Jika dicubit tidak terasa
- Pigmentasi warna kulit
- Kemampuan memegang berkurang/melemah.
Pemahaman pada gejala kusta ini perlu diketahui dan dipahami oleh setiap orang agar tidak berakibat buruk. Jangan pernah meremehkan kusta, karena jika terlambat ditangani atau diobati dapat menyebabkan disabilitas pada mata, tangan, dan kaki.
Bagaimana jika terlanjur mengalami disabilitas? Jika pasien mengalami ini maka perlu melakukan perawatan diri dengan prinsip 3 M: Memeriksa, Merawat, dan Melindungi bagian tubuh yang disabilitas.
3. Apakah Penyakit Kusta Bisa disembuhkan?
Apakah penyakit kusta bisa disembuhkan? Ini menjadi pertanyaan besar, termasuk bagi saya sendiri. Melalui talkshow ini akhirnya saya menemukan jawaban atas pertanyaan saya dan mengetahui kalau penyakit kusta bisa disembuhkan. Tidak seperti yang sering kita dengar di luar sana, kalau penyakit kusta tidak bisa disembuhkan.
4. Bagaimana cara penyembuhannya?
Penyakit kusta bisa disembuhkan dengan mengkonsumsi kombinasi dua obat atau lebih obat anti lepra selama waktu yang disarankan oleh dokter
- Kusta kering atau Pausi basiler (PB). Penyakit lepra jenis ini ditandai dengan kemunculan sekitar 1-5 bercak putih di kulit. Bercak putih yang muncul tampak mirip sekali dengan panu. Untuk kusta jenis ini dibutuhkan waktu pengobatan hingga 6 bulan.
- Kusta basah atau Multi basiler (MB). Gejala yang paling terlihat dari kondisi ini adalah munculnya bercak kemerahan dan disertai penebalan pada kulit yang mirip dengan kadas. Bercak kemerahan ini bisa muncul dan menyebar lebih dari lima buah. Untuk pengobatan membutuhkan waktu kisaran 12 hingga 18 bulan.
Untuk mencapai kesembuhan tentunya pengobatan harus dilakukan secara tuntas dan senantiasa mengevaluasi perkembangan dari waktu ke waktu dengan berkonsultasi pada tenaga kesehatan yang memberikan perawatan.
Jadinya kita tahu kalau ternyata penyakit kusta ada macamnya, dan lebih penting lagi, penyakit ini bisa disembuhkan.
D. Langkah wujudkan Indonesia Sehat dan Bebas Kusta
Untuk mewujudkan Indonesia sehat dan bebas kusta tidak bisa hanya dilakukan sendiri. Perlu adanya sinergi antara pemerintah, swasta, dan masyarakat umum untuk bisa mewujudkan. Beberapa yang bisa kita lakukan yaitu:
- Membuang stigma negatif tentang penyakit kusta.
- Meningkatkan penyadaran masyarakat tentang apa kusta, gejala, dan bagaimana pengobatannya.
- Dukungan dari keluarga dan masyarakat sekitar dengan membangun suasana yang kondusif.
- Kerjasama seluruh lapisan masyarakat dalam memberikan edukasi, dan pemahaman tentang penyakit kusta secara utuh dan menyeluruh.
Bersyukur sekali bisa mengikuti event ini karena bisa membuka pikiran dan menjadikan saya tahu dan paham tentang penyakit kusta dan gejalanya. Tidak hanya itu, saya juga mendapatkan semangat agar bisa ikut serta bahu membahu untuk Indonesia Sehat dan Bebas Kusta dengan ikut menyebarkan informasi tentang kusta melalui berbagai media seperti blog ataupun media sosial yang kita miliki.
0 comments