Konten [Tampil]
Sebelum membahas bagaimana dan seperti apa, serta apa menunya. Saya mau menceritakan terlebih dahulu perjalanan menuju ke sana.
Jam menunjukkan pukul 13:45 WIB, di luar hujan turun dengan begitu deras. Saya duduk di ruang tamu, menunggu kedatangan teman untuk pergi ke Banyuwangi. Sambil menunggu saya menikmati makanan hangat untuk menghangatkan badan.
Setelah menghabiskan makanan, tak selang beberapa lama sebuah kendaraan MPV berhenti di depan rumah. Saya yang melihat segera masuk ke dalam dan berpamitan ke istri dan anak-anak.
Sejurus kemudian menuju kendaraan dan masuk ke dalamnya setelah membuka pintu mobil. Mobil perlahan melaju menuju meeting point yang sudah disepakati. Setelah semua lengkap, dan sudah berada di dalam kendaraan, kami mulai melakukan perjalanan menuju Kota Gandrung untuk takziyah.
Perjalanan cukup panjang dan melelahkan pun dimulai. Perlahan melaju ke arah timur. Sepanjang perjalanan rintik hujan menjadi teman. Kami mengobrol untuk menghangatkan suasana di dalam.
Semakin ke timur kami disuguhkan dengan pemandangan sore yang cukup mengagumkan. Menghilangkan rasa penat dan capek selama perjalanan.
Hijaunya padi menghampar luas. Menari-nari diterpa oleh angin sore. Bahagia bisa menikmati pemandangan ini. Pemandangan yang memanjakan penglihatan.
Kami kemudian dipertemukan dengan warung-warung nasi yang berjajar di sepanjang jalan pada sisi kanan dan kiri jalur provinsi ini. Warung makanan khas yang menjadi kuliner rebutan kala itu. Ya, kuliner yang diburu oleh para pengguna kereta api saat kereta berhenti di Stasiun Garahan.
Kalau sekarang entah, karena sudah lama sekali tidak menggunakan mode transportasi ini untuk tujuan Banyuwangi dari Jember ataupun sebaliknya. Pecelnya memang khas pada sayur yang digunakan. Kalau bumbunya mirip pecel pada umumnya.
Setelah melalui perjalanan panjang, kami menempuh hampir separuh dari perjalanan. Mendapati suasana alam yang sejuk. Kami disajikan dengan pemandangan yang berbeda. Dari dalam kendaraan saya melihat pohon pinus berdiri kokoh.
Pada sisi kiri jalan kami mendapati tulisan agro wisata. Salah satu destinasi wisata baru di ujung timur Kabupaten Jember. Namun saya belum tahu pasti apa saja destinasi yang bisa dinikmati di dalamnya.
Kami berencana untuk makan sepulang dari Banyuwangi. Berhubung dua teman saya belum makan siang, akhirnya kami memutuskan berhenti di warung bebas yang sudah menjadi langganan banyak orang.
Warungnya sederhana namun cukup luas dan segar karena berada di lereng Gunung Gumitir. Jendela kaca membuat kita bisa menyantap makanan dengan begitu lahap. Benar-benar menggugah selera makan.
Di dalam ruang makan terdapat rak yang menjadi sekat antar bagian depan dan belakang tempat makan. Meja dan kursi panjang terbuat dari kayu mengisi ruang hingga terlihat rapi.
Musalla yang ada di warung bebas ini kini lebih luas dan sudah dibangun dengan dinding tembok dan berkeramik.
Sedangkan pada bagian kamar mandi juga terlihat lebih bersih. Setidaknya ada dua kamar mandir dan ada juga satu ruang kecil untuk toilet.
Untuk parkir kendaraan jangan khawatir. Lahan parkir cukup luas baik untuk kendaraan roda dua ataupun roda empat. Tidka perlu binging, karena sudah ada petugas parkir yang mengarahkan pengunjung.
Sore ini saya memilih untuk menikmati menu puyuh goreng. Menu sudah menjadi satu dengan nasi yang sudah diambil. Sedangkan beberapa teman saya memilih ikan laut sebagai lauknya. Ikannya segar dengan ukuran besar memberikan kepuasan tersendiri bagi pecinta kuliner.
Sore ini dibawah rintik hujan. Di antara dinginnya sore kami menghangatkan diri dengan menyantap lalapan. Sambal terasi dengan tomat terlihat begitu menggoda. Warna merahnya, kelembaban sambal menunjukkan kalau sambal ini baru saja dibuat.
Tidak perlu menunggu lama, sayuran selada air, terong, sawi, dan timun yang ada di depan langsung di serbu. Di colek pada sambal mentah yang disajikan dengan cuwek membuat setiap dari kami begitu menikmati santapan demi santapan.
Rasa pedas, nasi yang disajikan hangat membuat ketagihan siapa yang menikmatinya. Membuat para pemburu dan penikmat kuliner enggan untuk menghentikan suapan tangan mereka. Menjadi teman yang hadir memberikan hiburan dan kehangatan bagi kami yang merasakan udara dingin pegunungan.
Setelah menghabiskan makanan, tak selang beberapa lama sebuah kendaraan MPV berhenti di depan rumah. Saya yang melihat segera masuk ke dalam dan berpamitan ke istri dan anak-anak.
Sejurus kemudian menuju kendaraan dan masuk ke dalamnya setelah membuka pintu mobil. Mobil perlahan melaju menuju meeting point yang sudah disepakati. Setelah semua lengkap, dan sudah berada di dalam kendaraan, kami mulai melakukan perjalanan menuju Kota Gandrung untuk takziyah.
Perjalanan cukup panjang dan melelahkan pun dimulai. Perlahan melaju ke arah timur. Sepanjang perjalanan rintik hujan menjadi teman. Kami mengobrol untuk menghangatkan suasana di dalam.
Semakin ke timur kami disuguhkan dengan pemandangan sore yang cukup mengagumkan. Menghilangkan rasa penat dan capek selama perjalanan.
Hijaunya padi menghampar luas. Menari-nari diterpa oleh angin sore. Bahagia bisa menikmati pemandangan ini. Pemandangan yang memanjakan penglihatan.
Kami kemudian dipertemukan dengan warung-warung nasi yang berjajar di sepanjang jalan pada sisi kanan dan kiri jalur provinsi ini. Warung makanan khas yang menjadi kuliner rebutan kala itu. Ya, kuliner yang diburu oleh para pengguna kereta api saat kereta berhenti di Stasiun Garahan.
Kalau sekarang entah, karena sudah lama sekali tidak menggunakan mode transportasi ini untuk tujuan Banyuwangi dari Jember ataupun sebaliknya. Pecelnya memang khas pada sayur yang digunakan. Kalau bumbunya mirip pecel pada umumnya.
Setelah melalui perjalanan panjang, kami menempuh hampir separuh dari perjalanan. Mendapati suasana alam yang sejuk. Kami disajikan dengan pemandangan yang berbeda. Dari dalam kendaraan saya melihat pohon pinus berdiri kokoh.
Pada sisi kiri jalan kami mendapati tulisan agro wisata. Salah satu destinasi wisata baru di ujung timur Kabupaten Jember. Namun saya belum tahu pasti apa saja destinasi yang bisa dinikmati di dalamnya.
Kami berencana untuk makan sepulang dari Banyuwangi. Berhubung dua teman saya belum makan siang, akhirnya kami memutuskan berhenti di warung bebas yang sudah menjadi langganan banyak orang.
A. Warung Bebas Garahan
Warung bebas garahan adalah salah satu tempat kuliner di Jember yang mana para pengunjung mengambil sendiri nasi dan lauk sesuai keinginan. Banyak sedikitnya nasi tidak masalah. Mereka menghitung pada lauk yang diambil.Warungnya sederhana namun cukup luas dan segar karena berada di lereng Gunung Gumitir. Jendela kaca membuat kita bisa menyantap makanan dengan begitu lahap. Benar-benar menggugah selera makan.
Di dalam ruang makan terdapat rak yang menjadi sekat antar bagian depan dan belakang tempat makan. Meja dan kursi panjang terbuat dari kayu mengisi ruang hingga terlihat rapi.
B. Fasilitas Warung Bebas Garahan
Warung bebas garahan ini terus berbenah dari waktu ke waktu. Perbedaan mencolok terlihat pada beberapa fasilitas yang cukup vital yaitu kamar mandi dan musalla.
Musalla yang ada di warung bebas ini kini lebih luas dan sudah dibangun dengan dinding tembok dan berkeramik.
Sedangkan pada bagian kamar mandi juga terlihat lebih bersih. Setidaknya ada dua kamar mandir dan ada juga satu ruang kecil untuk toilet.
Untuk parkir kendaraan jangan khawatir. Lahan parkir cukup luas baik untuk kendaraan roda dua ataupun roda empat. Tidka perlu binging, karena sudah ada petugas parkir yang mengarahkan pengunjung.
C. Menu Warung Bebas Garahan
Warung bebas garahan hanya menjual menu lalapan.aneka lauk ada di sini. Ayam goreng, puyuh goreng, ikan goreng, tahu, dan tempe.
Sore ini saya memilih untuk menikmati menu puyuh goreng. Menu sudah menjadi satu dengan nasi yang sudah diambil. Sedangkan beberapa teman saya memilih ikan laut sebagai lauknya. Ikannya segar dengan ukuran besar memberikan kepuasan tersendiri bagi pecinta kuliner.
Sore ini dibawah rintik hujan. Di antara dinginnya sore kami menghangatkan diri dengan menyantap lalapan. Sambal terasi dengan tomat terlihat begitu menggoda. Warna merahnya, kelembaban sambal menunjukkan kalau sambal ini baru saja dibuat.
Tidak perlu menunggu lama, sayuran selada air, terong, sawi, dan timun yang ada di depan langsung di serbu. Di colek pada sambal mentah yang disajikan dengan cuwek membuat setiap dari kami begitu menikmati santapan demi santapan.
Rasa pedas, nasi yang disajikan hangat membuat ketagihan siapa yang menikmatinya. Membuat para pemburu dan penikmat kuliner enggan untuk menghentikan suapan tangan mereka. Menjadi teman yang hadir memberikan hiburan dan kehangatan bagi kami yang merasakan udara dingin pegunungan.
Namun sayangnya kita belum tentu bisa mendapatkan lauk yang tersaji hangat. Ini karena semua lauk sudah digoreng dalam jumlah besar untuk kebutuhan sehari.
Untuk minuman kami memesan jeruk dan teh hangat. Ini kami pilih karena memang cuaca begitu dingin. Hutan pinus yang semakin sore semakin diselimuti kabut sore juga menjadi salah satu alasan kenapa kami memesan minuman ini.
Untuk menikmati semua sajian itu, kami mengeluarkan Rp. 160.000,00. Jangan kaget dulu ya, tagihan sebanyak itu merupakan akumulasi dari 6 orang, yaitu saya dan teman-teman. Bagaimana murah bukan?
Nah itu dia salah satu rekomendasi tempat berburu kuliner di Jember bagi pada traveller, driver, saat melintas di Jalur Jember - Banyuwangi, tepatnya di Garahan.
D. Harga Menu di Warung Bebas
Teman-teman tidak perlu khawatir untuk mampir dan menikmati makanan di warung bebas ini. Harganya masih terjangkau oleh dompet semua kalangan. Sebagai contoh sore ini kami makan berenam. Menu ikan laut, daging puyuh, tahu, kerupuk, dan minuman hangat (es jeruk dan teh hangat).
Untuk menikmati semua sajian itu, kami mengeluarkan Rp. 160.000,00. Jangan kaget dulu ya, tagihan sebanyak itu merupakan akumulasi dari 6 orang, yaitu saya dan teman-teman. Bagaimana murah bukan?
E. Lokasi Warung Bebas Garahan
Sesuai dengan namanya Warung Bebas Garahan ini terletak di Kecamatan Garahan. Warungnya berada tepat di sebelah kiri jalan raya jika kalian berangkat dari Jember.
Nah itu dia salah satu rekomendasi tempat berburu kuliner di Jember bagi pada traveller, driver, saat melintas di Jalur Jember - Banyuwangi, tepatnya di Garahan.
Selain aksesnya mudah ditemukan, warung bebas garahan ini juga didukung oleh adanya fasilitas bersih diri, dan musalla. Lokasinya berada tepat di bawah kaki Gunung Gumitir Garahan.
Hwah makan berenam dengan Rp 160.000 itu lumayan murah banget. Bisa bawa pasukan keluarga besar buat makan bersama kayanya enak juga ya, Mas Sugi. Tampilan lauk pauk siap santapnya menggugah selera sekali, mudah-mudahan suatu saat bisa jalan-jalan ke Garahan
ReplyDeletesuasana rumah makannya serasa menyatu dengan alam. ditambah menu aneka lauk yang menggoyangkan lidah tur murah. pasti jadi jujugan banyak orang yang melewati jalur Jember Banyuwangi ya kang .... fasilitas lengkap, bersih . ada tempat ibadah pula .
ReplyDeleteKonsepnya seperti warteg ya . satu hal yang selalu saya senangi dari konsep warung makan seperti ini adalah tidak pusing mikirin harganya🤭.
ReplyDeleteWah seru juga belakang warung ada hutan pinus, bisa buat foto-foto hihihi. Menu-menunya juga kaya menu rumahan ya, aku lebih suka menu-menu gini. Bikin abis banyak nasi wkwk. Terus lagi tempatnya sederhana, namun malah homey bikin betah ;)
ReplyDeleteSuasana dingin dan hujan, makan bersama kawan, ditemani minuman hangat. Perjalanan yang menyenangkan..
ReplyDeleteBtw, untuk makan 6 orang Rp. 160.000,- wah, hemat..
*emak-emak mode on.
Saya tuh, langsung ngeces liat makanan yang berjajar. Apalagi pas disebut sambal terasi plus lalapan. Mana bacanya pagi-pagi dan belum sarapan pula. Ini mah, perjalanan yang bikin seneng. Hutan pinusnya dapet, makanannya juga dapet banget.
ReplyDeleteMasya Allah, ini warungnya sederhana tpi menyediakan mushala yg cukup luas itu luar biasa bgt lho.
ReplyDeleteMenunya jga lengkap yaa
Enak banget Kak..
ReplyDeleteSuasana, makanan enak, dan harga bersahabat.. sempurna inimah..
Semoga bisa k sana..
Noted banget ini, karna aku kepikiran mau traveling ke arah jawa timur. Jadi kepikiran pengen ke Jember 😄
ReplyDeleteWah. Jadi ingin jalan-jalan ke warung Garahan. Semoga nanti kapan-kapan ada rezeki ke sana. Aamiin
ReplyDeletedaya tariknya makan di temani keindahan alamnya .... keren bgt
ReplyDeletekalau lewat kawasan ini suka bingung mau mampir di warung yang mana, biasanya aku ngikut aja kata temen-temen
ReplyDeletedi warung bebas ini juga enak menurutku, menunya beragam
Masyaallaah, Pak Gi, asyik banget warungnyaa. Paket lengkap ini, mulai dari menu makanan, suasana dan fasilitasnya. Yang tak kalah keren harganya bersahabat, mantul bangett.
ReplyDelete160rb untuk 6 orang, wah mantap nih cukup terjangkau apalagi rasanya yang mantap, wajar jika ramai dikunjungi
ReplyDeletepenasaran dengan hutan pinusnya, sepertinya nyaman makan di dekat hutan pinus
Sepanjang baca artikel ini, mulut penuh ludah. Kok ngiler yaa, pasti efek laper. Syahdu banget makan di tempat makan yang asri seperti ituu
ReplyDeleteBacanya sambil nelan air liur ini. Bagian sambal dan selada duuh. Ngilerrr
ReplyDeleteMulai dari perjalanannya, pemandangan alamnya, milih menunya, menikmati makanannya hingga bayar di kasir nya ... Semuanya serba seru ya pak...
ReplyDeletePingin banget mampir ke sana (kalau ke jember)
aku membayangkan makan di sini suasana kota diiringi gending jawa asyik banget deh, ini konsepnya semacam prasmanan ya ambil sendiri hehehe. di dekatku sini ada yang pakai cara gini jualnya warung makasar namanya
ReplyDeleteemang paling nikmat makan sambil menikmati alam, MasyaAllah
ReplyDeletekebayang sampe sini pak rasanya hehe
paling nggak bisa deh ke tempat makan yang touch screen gini (makanan dipajang semi prasmanan) bikin laper mata hahahah
ReplyDeletebtw seger juga ya belakangnya hutan pinus gini pasti seger
Saya orang jawa timur, tapi belum pernah plesiran ke sisi timur jatim. Ada wacana kapan2 mau Banyiwangi, tapi nunggu situasi kondusif dulu. Ini bisa jadi referensi tempat istirahat yang oke sih, apalagi musholanya memadai dan harganya ramah kantong, hehe.
ReplyDeleteMembaca ini mengingatkan piknik ke Bali saat SMA naik bus. Lewat sini kah?
ReplyDeleteLokasinya memang potensial sih bikin perut lapar dan makan nambah, hahaha ...
ReplyDeleteLebih mantap lagi kalau lauknya dihidangkan selagi hangat gitu ya, Kak. Tapi risikonya ya bakal menunggu lama sebelum siap disantap. Apalagi kalau sedang rame. Mampir ah kalau nanti lewat-lewat di sana. Makasih rekomendasinya!