Konten [Tampil]
Designed by Using Canva |
Kali ini menghadirkan pemateri Welly Ha. Seorang Founder salah satu publisher yang dikenal dengan Embrio Publisher. Seperti apa latar belakang sosok Welly Ha, berikut sedikit ulasan tentangnya.
A. Mengenal Sosok Welly Ha
Welly Ha, merupakan founder dari Embrio Publisher yang juga aktif di Forum Lingkar Pena (FLP) Sidoarjo semenjak 2018 silam. Selain itu, beliau juga merupakan anggota di Komunitas Menulis Online Batch 15. Beberapa karya karya antologi dan solo sudah dihasilkannya. Buku solo yang merupakan karyanya berjudul Berbincang dengan Waktu.Semoga sedikit ulasan tentang Welly Ha mengurangi rasa penasaran kita. Seperti apa materi yang beliau sampaikan dalam kelas oprec ODOP? Ini dia rangkuman dari materi mengenal penerbitan.
B. Mengenal Penerbitan
Setiap penerbit buku memiliki kebijakannya yang berbeda-beda. Kebijakan ini dibuat berdasar pada jenis penerbit buku. Berhubungan dengan penerbitan kita perlu mengetahui jenis-jenis penerbit. Mengapa demikian? Karena jika salah pilih bisa jadi karya kita tidak akan diterbbitkan atau dengan kata lain akan ditolak oleh penerbit yang kita tuju sebelumnya.Setidaknya ada tiga jenis penerbit yang biasa digunakan dalam menerbitkan karya. Ada penerbit mayor, penerbit indie(self publishing), dan vanity publisher.
1. Pengertian Penerbitan
Menurut Wikipedia, penerbitan adalah kegiatan pembuatan dan pendistribusian buku dan surat kabar yang diadakan oleh industri yang berkonsentrasi memproduksi dan memperbanyak sebuah literatur dan informasi atau sebuah aktivitas membuat informasi yang dapat dinikmati publik.Di tinjau dari sistem penerbitannya, penerbit dapat dibedakan menjadi penerbitan umum (konvensional) dan juga penerbitan mandiri atau self-publish, yaitu penulis juga bertindak sebagai sebagai penerbitnya. Penerbit adalah sebuah perusahaan yang memproduksi buku atau surat kabar, bahkan jusa buku elektronik
2. Jenis penerbit
a. Penerbit Mayor
Penerbit mayor adalah jasa penerbitan yang memiliki jangkauan lebih luar, yaitu secara nasional. Contoh penerbit mayor di antaranya Gramedia, Mizan, DIVA press, Bentang Pustaka, dll.Untuk menerbitkan buku ke penerbit mayor bukanlah urusan mudah. Tidak sembarangan karya bisa diterima penerbit ini. Ada aturan ketat yang harus kita taati. Setidaknya dalam mengajukan karya, kita bisa mengikuti ketentuan penerbit yang akan kita tuju.
Sebagai contoh, Gramedia mungkin bisa menerima naskah-naskah dari berbagai genre, tetapi ini berbeda dengan Mizan. Di mana Mizan selama ini lebih ke arah naskah keislaman.
Saat kita ingin menerbitkan naskah kita, maka kita harus melihat dengan jeli, media mana yang akan kita tuju. Mengamati karya-karya yang sudah berhasil diterbitkan dari media yang akan kita tuju. Saat naskah kita sudah dimasukkan pada penerbit, naskah akan diseleksi terlebih dahulu. Jika naskah kita sesuai dan menarik bagi pasar, maka akan ada kemungkinan diterima.
Saat mengirim naskah ke penerbit mayor, hal yang perlu kita lakukan adalah teruslah berkarya. Harus sabar untuk menunggu kabar. Bisa jadi karya kita lolos seleksi dan diterima oleh penerbit, atau sebaliknya. Penerimaan dan penolakan terhadap naskah yang kita kirimkan tentunya sudah melalui beberapa pertimbangan yang matang dari pihak penerbit.
Semua naskah di penerbit indie bisa diterbitkan, asal tidak ada unsur SARA, plagiat, pornografi pada naskahnya. Tentunya berbayar. Penerbit indie biasanya sudah menyediakan paket-paket terbit yang kira-kira sesuai dengan dana kita. Sehingga sebagai penulis yang perlu kita lakukan adalah Siapkan dananya, siapkan naskahnya.
Sebagai contoh, Gramedia mungkin bisa menerima naskah-naskah dari berbagai genre, tetapi ini berbeda dengan Mizan. Di mana Mizan selama ini lebih ke arah naskah keislaman.
Saat kita ingin menerbitkan naskah kita, maka kita harus melihat dengan jeli, media mana yang akan kita tuju. Mengamati karya-karya yang sudah berhasil diterbitkan dari media yang akan kita tuju. Saat naskah kita sudah dimasukkan pada penerbit, naskah akan diseleksi terlebih dahulu. Jika naskah kita sesuai dan menarik bagi pasar, maka akan ada kemungkinan diterima.
Saat mengirim naskah ke penerbit mayor, hal yang perlu kita lakukan adalah teruslah berkarya. Harus sabar untuk menunggu kabar. Bisa jadi karya kita lolos seleksi dan diterima oleh penerbit, atau sebaliknya. Penerimaan dan penolakan terhadap naskah yang kita kirimkan tentunya sudah melalui beberapa pertimbangan yang matang dari pihak penerbit.
b. Penerbit Indie (Self Publishing)
Penerbit indie sangat berbeda jika dibandingkan dengan penerbit mayor. Penerbit mayor biasanya mencetak buku dalam jumlah besar. Sedangkan penerbit indie hanya berdasarkan pesanan yang masuk.Semua naskah di penerbit indie bisa diterbitkan, asal tidak ada unsur SARA, plagiat, pornografi pada naskahnya. Tentunya berbayar. Penerbit indie biasanya sudah menyediakan paket-paket terbit yang kira-kira sesuai dengan dana kita. Sehingga sebagai penulis yang perlu kita lakukan adalah Siapkan dananya, siapkan naskahnya.
Dalam menerbitkan buku secara indie, kita harus betul-betul menulis dengan baik dan teliti. Kemandirian untuk melakukan swasunting menjadi hal yang perlu kita perhatikan sebelum mencetak naskah kita. Saat menerbitkan melalui penerbit indie, kita harus bisa memposisikan diri sebagai editor bagi karya sendiri.
Meskipun tidak seketat penerbit mayor, kita juga perlu memperhatikan dan mengamati betul kaidah-kaidah dalam penerbitan indie. Selain itu, kita juga perlu berhati-hati dan lebih selektif memilih penerbit, karena ada beberapa pihak memanfaatkan penerbitan ini untuk kepentingan pribadi.
Untuk mengetahui bahwa penerbit yang kita tuju adalah penerbit legal dan bertanggung jawab adalah dengan mengunjungi laman https://isbn.perpusnas.go.id/. Mengunjungi laman tersebut akan memberikan informasi apakah penerbit A memang betul-betul ada atau hanya sekadar nama. Selain itu, dengan keberaadaan dari laman ini akan sangat membantu kita dalam memastikan apakah ISBN karya yang kita terima adalah valid.
Meskipun tidak seketat penerbit mayor, kita juga perlu memperhatikan dan mengamati betul kaidah-kaidah dalam penerbitan indie. Selain itu, kita juga perlu berhati-hati dan lebih selektif memilih penerbit, karena ada beberapa pihak memanfaatkan penerbitan ini untuk kepentingan pribadi.
Untuk mengetahui bahwa penerbit yang kita tuju adalah penerbit legal dan bertanggung jawab adalah dengan mengunjungi laman https://isbn.perpusnas.go.id/. Mengunjungi laman tersebut akan memberikan informasi apakah penerbit A memang betul-betul ada atau hanya sekadar nama. Selain itu, dengan keberaadaan dari laman ini akan sangat membantu kita dalam memastikan apakah ISBN karya yang kita terima adalah valid.
Setiap penerbit indie memiliki ketentuan masing-masing, untuk itu kita sebagai penulis perlu untuk mencari tahu dan menyesuaikan diri dengan selera dari penerbit yang dituju.
Hal yang juga perlu dipahami oleh penulis adalah berhubungan dengan penjualan. Pihak penerbit akan membantu mempromosikan naskah kita. Namun demikian kita tetap perlu untuk melakukan aktivitas promosi sehingga bisa betul-betul mencapai target penjualan yang telah direncanakan.
Berhubungan dengan sistem cetak, pada penerbit indie naskah bisa dicetak sesuai dengan pesanan penulis, atau dikenal dengan POD, yaitu Print on Demand. Di mana jumlah buku yang dipesan sesuai dengan permintaan dari penulis.
Hal yang juga perlu dipahami oleh penulis adalah berhubungan dengan penjualan. Pihak penerbit akan membantu mempromosikan naskah kita. Namun demikian kita tetap perlu untuk melakukan aktivitas promosi sehingga bisa betul-betul mencapai target penjualan yang telah direncanakan.
Berhubungan dengan sistem cetak, pada penerbit indie naskah bisa dicetak sesuai dengan pesanan penulis, atau dikenal dengan POD, yaitu Print on Demand. Di mana jumlah buku yang dipesan sesuai dengan permintaan dari penulis.
c. Vanity publisher
Vanity Publisher merupakan salah satu jenis penerbitan buku yang mirip dengan penerbit indie. Jika pada penerbit indie proses layout, pembuatan cover buku dan editing diserahkan langsung kepada penulis, maka pada vanity publisher sudah tersedia fasilitas dan paket penerbitan, di mana penulis tidak perlu repot menjalankan proses seperti yang ada pada penerbit indie.Bagaimana, sudah memutuskan mau memilih penerbitan yang mana? Apapu jenis penerbitan yang kita pilih, setidaknya kita harus senantiasa menumbuhkan semangat belajar dan terus memahami jenis penerbitan yang akan dituju. Semoga dengan mengenal penerbitan ini akan menambah semangat kita untuk berkarya dan memublikasikan karya-karya terbaik kita.
Bener kak, hati-hati memilih penerbit indie, alih2 bisa menerbitkan buku eh uang melayang naskah terbengkalai
ReplyDeleteNice info, Kak. Semoga saya bisa segera mengirim naskah terbaik ke salah satu peberbit mayor. Aamiin.
ReplyDeleteCus tulis terus, terus tulis 💪
This comment has been removed by a blog administrator.
ReplyDeleteSaya kira penerbit indie itu, ternyata salah ya. Sekybanyak sekali publisher jenis ketiga
ReplyDeleteSering banget BW ke blog mas kalau udah beres materi di grup, keren bikin rangkuman materinya hehehe
ReplyDeleteAlhamdulillah selama ini dapet penerbit yang amanah. Bahkan kelebihan transfer 100 ribu aja mereka balikin.
ReplyDelete