Intip 5 Hal dalam Menulis Opini
Punya pengalaman menulis opini? Kalau ditanya tentang ini jawabnya pernah saat ditugaskan menulis opini untuk cerpen dari ODOP. Jawaban maksa banget ya. Tapi pernah juga sekali bikin tulisan opini. Tidak gampang untuk menulis opini karena kita berhadapan dengan banyak orang baik yang pro dengan opini kita ataupun yang kontra. Termasuk di dalamnya ada beberapa hal dalam menulis opini yang perlu diperhatikan.
Designed by Using Canva |
Menulis opini tentunya berhubungan dengan kemampuan untuk melihat suatu permasalahan dari berbagai sudut pandang. Pilihan ada pada kita sebagai penulis. Apakah akan memilih opini yang menyorot tajam suatu permasalahan karena tidak setuju. Bisa juga sebaliknya, memilih untuk menulis opini yang mengulas hiimah dari balik peristiwa, atau mau menulis opini netral. Semua pilihan itu ada pada penulis. Terserah penulis mau mengambil sudut pandang yang bagaimana.
Hal yang perlu diperhatikan saat kita menulis adalah siap untuk mendapatkan kritik. Ini merupakan sebuah konsekuensi dari tulisan yang kita buat. Berani berbuat berani bertanggung jawab. Untuk bisa dipertanggung jawbkan, maka kita perlu memiliki argumen kuat yang didukung dengan fakta.
Saya sendiri belum memiliki keberanian untuk menuliskan opini pada ruang publik, padahal keinginan itu ada. Saat melihat sesuatu, ingin diri ini bersuara, menuliskan dalam sebuah opini. Namun lagi-lagi keberanian itu belum seutuhnya ada. Masih ada saja pikiran A to Z, bagaimana kalau begini, bagaimana kalau nanti menyinggung, dan lain-lain.
Bersyukur juga bisa mengikuti Open Recruitmen One Day One Post karena akhirnya bisa menuliskan opini terhadap sebuah cerpen. Meskipun ini adalah tugas dalam kelas ODOP, tapi setidaknya sudah memiliki kesempatan dan bisa menyuarakan opini atau pendapat saya. Bersama ODOP saya juga mendapat bekal tentang bagaimana menulis opini yang disampaikan oleh Reni Soengkuni.
A. Tentang Reni Soengkuni
B. Lima Hal dalam Menulis Opini
Dalam pertemuan dan diskusi singkat bersama Reni Soengkuni sebagai pemateri dalam oprec one day one post, ada beberapa hal yang bisa dijadikan bekal dalam menulis opini. Ini dia rangkuman cara menulis opini ala Reni Soengkuni:
1. Tulis sesuatu yang kita tahu dan kuasai
Saat menulis opini kita harus paham benar dengan apa yang ingin kita tulis dan komentari. Untuk itu dalam menulis sebuah opini kita harus memiliki argumen yang kuat. Tanpa argumen yang kuat sebuah tulisan berupa opini itu hanya omong kosong semata.
Selain memiliki argumen yang kuat, akan lebih mengena dan semakin kuat opini kita jika di tulis sesuai dengan tema yang kita pahami dan kuasai. Jika tidak sesuai dengan pemahaman kita, maka melakukan riset menjadi jalan untuk menguatkan penguasaan kita terhadap suatu peristiwa.
2. Menemukan ide sederhana di sekitar kita
Banyak hal yang bisa dijadikan sebuah tema dari sebuah tulisan. Tak perlu hal yang rumit atau susah, tapi kita cukup melihat apa yang ada di sekitar kita sekiranya ada sesuatu yang belum pas. Bisa dnegan mengomentari masalah kecil yang mungkin ada di sekitar, tentunya dengan menggunakan argumen yang kuat dan masuk akal. Tanpa sebuah masalah, nggak akan ada opini yang dikomentari. Jadi kita harus rajin membaca masalah di sekitar kita.
3. Membaca
Dalam menulis tentu harus seimbang dengan membaca. Membaca di sini bukan hanya membaca secara literasi, namun juga membaca keadaan, situasi, dan membaca orang-orang di sekitar kita. Tentunya dengan banyak membaca, akan menambah pembendaharaan kosakata. Ini akan berpengaruh dalam peningkatan kualitas tulisan kita ke depannya.
Menulis tanpa membaca itu hanya seperti mengambil air pakai keranjang, kelihatannya capek menulis tapi sebenarnya gak ada isinya sama sekali. Reni Sengkuni
4. Mengenal Media Massa Yang Dituju
Jika kita suka membuat opini dan dikirim ke media massa, ada baiknya mengenal lebih dalam media massa yang akan dituju. Tujuannya adalah agar kita memahami kriteria yang dinginkan oleh media tersebut. Jika sudah tahu kriteria yang dimaksud, maka proses selanjutnya adalah melakukan pendekatan.
5. Menulis-Kirim-Lupakan-Menulis Lagi
Jika tulisan kita belum diterima di media massa, maka janganlah putus asa, dan tetaplah mencoba. Kalau bahasa Kak Reni, tak perlu galau berkepanjangan itu hanya akan membuat minat menulis semakin merosot. Ada baiknya kita tetap konsisten dalam menulis dan mengirim tulisan.
Bagaimana menurut Sobat Deeva, cara menulis opini yang keren bukan? Apalagi poin nomor 5, Menulis-Kirim-Lupakan-Menulis Lagi sampai diterima. Semoga lima hal dalam menulis opini ini bisa bermanfaat dan menguatkan kita sekaligus memberikan panduan bagi kita dalam menulis sebuah opini.
Post Comment